Filosofi Shalawat Oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

Pujian kepada nabi disebut shalawat. Shalawat secara etimologi yaitu to bless (salam) (Hans Wehr, 1974: 524). Sedangkan shalawat secara istilah adalah salam yang ditunjukan kepada para nabi dan rasul utamanya kepada Nabi dan Rasul terakhir, Muhammad Saw.
          Adapun Fakhru al-Razi menanggapi, “Shalawat atas nabi itu bukan karena beliau membutuhkannya, bahkan shalawat para malaikat pun tidak beliau butuhkan setelah ada shalawat dari Allah kepadanya, semua itu demi menunjukkan kebesaran dan keagungan Nabi saw, sebagaimana Allah mewajibkan kita berzikir menyebut nama-Nya, padahal pasti Dia tidak membutuhkan itu (Yusuf al-Nabhani, 2011:48).
          Adapun Syekh Ali Baros mengatakan, “Bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. merupakan keutamaan kedekatan (maqamat) dan paling tingginya kedudukan-kedekatan (maqamat). Adapun shalawat Allah kepadanya merupakan rahmat yang berkaitan dengan kemuliaannya dan berkaitan dengan pemberian salam kepadanya (Ali al-Atas, 2007: 263).
          Beberapa pengertian diatas memberikan perspektif bahwa shalawat adalah ungkapan penghormatan kepada Nabi Muhammad yang disampaikan melalui salam dan pujian. Penghormatan tersebut bukti kecintaan kepadanya karena beliau telah membawa manusia dari masa kelam menuju masa pencerahan. Hukum shalawat ini wajib karena Allah dan malaikatnya bershalawat atasnya. Sebagaimana firman Allah dalam al-Quran:
Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat (Yushalluna) untuk Nabi. Hai orang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam kepadanya.
          Melalui ayat al-Quran tersebut maka dianjurkan bagi umat muslim untuk bershalawat. Karena di dalam shalawat terdapat keistimewaan. Sebagaimana sabda nabi Muhammad:
اَتاَنِي آتٍ مِنْ رَبِّيْ عَزَّ وَ جَلَّ فَقاَلَ : مَنْ صَلَّى عَلَيْكَ مِنْ أُمََتِكَ صَلاَةً كَتَبَ اللهُ لَهُ بِها َحَسَناَتٍ وَ مَحاَ عَنْهُ عَشَرَ سَيِّئاَتٍ وَ رَفَعَ لَهُ عَشَرَ دَرَاجاَتٍ وَ رَدَّ عَلَيْهِ مِثْلَهاَ
Telah datang kepadaku seorang Malaikat dari hadirat Tuhanku azza wa jalla seraya berkata: “Barangsiapa mengucapkan shalawat atasmu satu shalawat, Allah menetapkan baginya 10 kebaikan dan menghapuskan sepuluh keburukan dan mengangkarnya sepuluh derajat.”[1]






[1] Imam Ahmad, Ibnu Syaiban dari Abu Thalhah Zaid bin Sahal al-Anshari. Al-Suyuthi menulis hadits ini shahih



Posting Komentar

8 Komentar

Dina mengatakan…
Terima kasih banyak Pak atas ilmunya🙏 semoga bisa semakin banyak menebar manfaat untuk semuanya ya Pak, Aamiin
Unknown mengatakan…
Terimakasih pak atas ilmunya 🙏 bermanfaat sekali 🙏🙏
Unknown mengatakan…
Terimakasih pak atas informasinya, bermanfaat banget 🙏🙏🙏
Unknown mengatakan…
Terima kasih pak ilmunya
Unknown mengatakan…
Terima kasih pak ilmunya
Unknown mengatakan…
Terima kasih pak, saya jadi lebih semangat buat bersholawat
gantagavin mengatakan…
Terima kasih atas ilmunya, pak
gantagavin mengatakan…
Terima kasih atas ilmunya, pak