Hikmah Peringatan Maulid Nabi Muhammad oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)

Jumhur ulama sepakat bahwa kelahiran nabi Muhammad pada tanggal 12 Rabiul Awal 570. Hal ini di tashihkan oleh pendapat Ibn Ishaq dan para penulis sirah nabawiyah lainnya (Haekal, 1984, 55). Perjalanan nabi Muhammad memang adalah perjalanan yang paling menarik untuk dikaji oleh umat islam. Karena nabi Muhammad merupkakan suri tauladan yang baik bagi umat Islam. Cara jalannya, bicaranya, dan gerak-geriknya telah dituntun oleh sang Khalik sehingga ia dikatakan sebagai manusia yang maksum. Namun disini penulis bukan ingin membahas tentang kehidupannya akan tetapi ingin mengupas masalah perayaan Maulid  Nabi Muhammad.
            Maulid merupakan bahasa Arab yang akar katanya terambil dari walada yang berarti memberikan keturunan. Sedangkan Maulid al-Nabi berarti perayaan hari lahirnya seorang nabi (Hans Wehr: 1974: 1098).  Namun perayaan peringatan maulid nabi Muhammad merupakan hal yang baru pascanabi Muhammad telah wafat. Syekh Ali Jum’ah berkata bahwa merayakan peringatan maulid nabi Muhammad merupakan salah satu Amal yang paling utama dan sebuah cara pendekata diri kepada Tuhan. Karena keseluruhan peringatan tersebut merupakan ungkapan kebahagiaan dan kecintaan kepada beliau (Ali Jum’ah, 2006: 25)
            Melalui pendapat Syekh Ali Jumah ini bisa diambil satu perspektif bahwa merayakan Maulid Nabi Muhammad merupakan bagian dari prinsip iman. Karena cinta kepada Allah tidak akan sempurna tanpa kita mencintai kekasihnya yaitu nabi Muhammad. Julukan yang agung beliau adalah habib al-Allah yaitu seseorang yang benar-benar menjadi yang disayangi dan di cintai sehingga beliau dapat dipertemukan oleh Tuhan-Nya melalui mi’rajnya. Bentuk kasih sayang Allah kepadanya melalui shalawat dan salam untuknya. Redaksi tersebut  dimuat di dalam Al-Quran:
  إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bershalawatlah untuknya dan bersalamlah dengan sebenar-benar salam.“ (QS. Al-Ahzab:56 23)
Adapun Ma’ruf al-Karkhi (w. 200 H) berkata bahwa barangsiapa yang  menyediakan hidangan, mengumpulkan teman-temannya, menyalakan obor, memakai pakaian baru, mengharumi ruangannya dengan bukhur, dan  memakai wangi-wangian untuk pembacaan riwayat Nabi Muhammad saw  karena bentuk tersebut merupakan penghormatan terhadap kelahiran Nabi Muhammad  maka Allah akan mengumpulkannya di hari kiamat bersama kelompok yang mulia dari kelompok para nabi dan dia juga termasuk dari kaum  yang  mempunyai derajat yang  tinggi.. Melalui perkataan seorang sufi tersebut maka disini umat Islam perlu berbahagia dan menyambut hari kelahiran Nabi Muhammad. Karena tanpanya manusia tidak akan  menemukan cahaya keimanan.
Peringatan maulid Nabi Muhammad pertama kali diadakan pada abad  ke-7 oleh  Raja Irbil (wilayah Irak sekarang), bernama Muzhaffaruddin Al-Kaukabri. Sultan Al-Muzhaffar mengundang seluruh rakyatnya dan seluruh ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik ulama dalam bidang ilmu Fiqh, ulama Hadits, ulama dalam bidang ilmu kalam, ulama usul, para ahli tasawuf, dan lainnya. Sejak tiga hari, sebelum hari pelaksanaan Maulid Nabi, dia telah melakukan berbagai persiapan. Ribuan kambing dan unta disembelih untuk hidangan para hadirin yang akan hadir dalam perayaan Maulid Nabi tersebut. Segenap para ulama saat itu membenarkan dan menyetujui apa yang dilakukan oleh Sultan Al-Muzhaffar tersebut. Mereka semua berpandangan dan menganggap baik perayaan Maulid Nabi yang digelar untuk pertama kalinya itu.
Namun kemeriahan acara maulid Nabi Muhammad harus diikuti dengan pelaksanaan syariatnya. Sholat diawal waktu, mentadaburi al-Quran, melihat hadis-hadis sebagai sumber hukum kedua, dan melaksanakan sunah-sunahnya merupakaan ittiba kepada Nabi Muhammad. Karena mengikuti apa yang telah disyariatkan maka kita telah timbul mahhabah yang tinggi kepada Allah  swt. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah :
قل إن كنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفر لكم ذنوبكم والله غفور رحيم
Artinya: Katakanlah (Hai Muhammad): "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.






Posting Komentar

0 Komentar