Untuk Mu Mesir

Denting kata-kata kembali syahdu. Ketika pengorbanan atas nama Al-Quran harus di tumbangkan jiwa-jiwa sekularitas. Mesir negara yang harus menelan pil pahit karena dorongan diabolis-diabolis yang mengatasnamakan demokrasi. Distorsi peradaban telah menenggelamkan sisi syariat demi kepentingan diri. Dimana letak keadilan bagi pejuang-pejuang yang rela menyumbangkan nyawa demi tegaknya syariat. Mursi, ditumbangkan, apa salah beliau wahai jiwa-jiwa Relativisme. Kalian ingin melihat muslim berada dalam degradasi akhlak dan moral. Sehingga kebebasan menenggelamkan hukum Allah.

Sampai kapan derita ini akan berakhir. Apakah kita harus menunggu imam Mahdi untuk membela muslim dalam kemenangan ? Pergerakan kita monoton kawan, karena kita masih melihat perbedaan itu adalah masalah. Padahal karena perbedaan bisa jadi rahmat. Banyaknya sekte-sekte dalam islam jangan diperdebatkan. Akan tetapi kita cari titik kebenaran. Apabila perbedaan itu karena furuiyah, kita diskusikan dalam satu forum. Bukan kita besar-besarkan sehingga perang sesama Islam menjadi tumpuan. Di zaman modern ini ghazwah fikr boleh dilakukan dibanding perang fisik. Perang fisik akan merugikan jiwa-jiwa kebenaran. Perang fisik membekukan khazanah keislaman.

Mesir, kami rakyat Indonesia menitihkan air mata. Kami Rakyat Indonesia mengharapkan Kau bisa kembali pulih dalam sediakala. Kami hanya bisa menitipkan surat pada sang Illahi, surat kasih sayang untuk kemerdekaan Mu kembali. Setiap saat, setiap waktu, setiap detik berdetak kami menunggu kabar dari keadaan Mu. Walau itu kabar yang datang kurang baik. Dari kabar-kabar itu kami mengambil hikmah. Sehingga kami belajar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan.




Posting Komentar

0 Komentar