Pecinta Tuhan Sejati


Diri ini terbebas dari jiwa statis apabila kening kita menempel ke bumi Allah. Bacaan yang sungguh estetis yaitu subhana rabiyal a'la wa bi hamdihi. Dimana secara lisan dan hati manusia sudah mengakui bahwa tuhanlah yang paling tinggi diatas urusan dunia. Maka patutlah bagi khalayak insan untuk memuji keagungan, kasih sayang, dan ketulusanNya. Walaupun sang Khalik tidak minta suatu apapun dari diri sang dhaif(manusia). 

Wahai jiwa-jiwa yang berjalan di bumi Allah. Tundukkanlah kepalamu jika melangkahkan kaki mu. Seperti Rasul ketika berjalan menuju Ka'bahnya. Sungguh manusia Ma'sum (Sang mujtaba) masih merasa malu berjalan di BumiNya. Tahiyah kepada Allah dan rasul merupakan sarana roh mencium wewangian surgawi. Tahiyath manusia kepada Allah dicerminkan lewat 5 waktu yang selalu dilaksanakan penuh keikhlasan dan ketulusan. Tahiyah manusia kepada Sang khalilullah (rasul penghulu alam) lewat shalawat kepadanya serta keluarganya.

Tarian darwish Rumi bukan analogi untuk merasiokan Tuhan. Akan tetapi menyatukan seni dan agama untuk mencapai derajat makrifat. Sebelum pada tingkat makrifat maka syariat akomodasi utama untuk melangkah ke arahnya. Memperhatikan taqwa, sunnah, dan cara hidup sang Pembawa Risalah Tuhan merupakan tatanan syariah baku untuk bercinta dengan Al-Malik. Sungguh indah memang bila emanasi beragama untuk menuju satu titik yaitu mencapai Pecinta Tuhan yang sejati 




Posting Komentar

0 Komentar