Satu kesatuan antara hati, akal dan perbuatan


Membimbing sebuah pikiran agak begitu berat. Boleh dikatakan pikiran merupakan sebuah teks yang berisikan alur yang belum dilakukan oleh manusia. Ada petuah yang berkata pikirkanlah dahulu sebelum kau berbuat. Dari konteks ini bisa dikorelasikan bahwa ada kesesuaian antara pikiran dan perbuatan. Untuk itu manusia memerlukan penjernihan pikiran agar perbuatan yang dilakukan tidak melanggar norma-norma tertulis atau tidak tertulis. Bagaimana agar pikiran itu selalu jernih? Banyak teori sebenarnya untuk menjernihkan sebuah pikiran. Jika saya mengambil dari teori agama maka akan didapat teknik penjernihan agama dengan selalu tidak jauh dari sumber ideologi agama itu sendiri yaitu al-Quran dan Hadis. Sedangkan teori barat mengatakan bahwa untuk menjernihkan pikiran yaitu dengan banyak membaca dan mendalami bacaan tersebut agar timbul intusi untuk bertindak lebih lanjut. 

Ranah jasmani, akal, hati merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Sebagaimana rasul telah katakan bahwa di dalam diri seseorang manusia terdapat sebuah daging apabila ia baik maka baik seluruhnya, dan jika ia buruk maka akan buruk seluruhnya. Lalu apa yang dimaksud ? Hati. Memang hati ini merupakan inti dari manusia untuk menjalani kehidupan di muka bumi ini. Hati seseorang yang selalu memandang khusnu zon maka dia akan menapaki dunia ini dengan bahagia. Ini jauh hari telah dilakoni oleh Baginda Rasul. Beliau yang telah menjadi teladan sejati umat islam. Beliau mempunyai hati yang luhur lagi baik. Memandang seseorang dengan dingin walau yang ia pandang adalah musuhnya sendiri. Dengan demikian bisa kita alurkan bahwa pikiran yang jernih dan perbuatan yang baik adalah indikasi dari hati yang mulia. 



Posting Komentar

0 Komentar