Cinta tidak seinstan mie rebus


Proses percintaan tidak seinstan kita membuat mie rebus. Karena percintaan membutuhkan akal sehat dan hati yang sabar bila kita sedang mengalaminya. Adakah teori cinta yang tetap dari seorang pakar ? Teori cinta selalu bisa dikejawantahkan oleh semua manusia. Sebab kata itu bisa diterjemahkan bagi orang yang tau akan eksistensi dan estetisnya sebuah kata cinta itu. Awal dari sebuah kata itu merebak di dalam hati lewat sebuah indra penglihatan. Melalui penglihatan tersebut kita bisa lihat keindahan sosok yang kita kagumi. Entah pembicaraannya yang lembut atau sikapnya yang mengayomi orang lain dengan ketulusan empatinya.

Bila kita cermati, kadar cinta manusia kepada manusia yang berlainan jenis bagai oksigen yang meliputi ruang dan waktu. Bagaimana tidak setiap detik atau tempat yang disinggahi oleh seseorang yang lagi merasakan sebuah kata tersebut selalu teriang namanya. Seolah wajahnya selalu menari-nari diatas benaknya. Sehingga dirinya berharap angin membawa suaranya sampai ke hati. Agak, hiperbolik memang tulisan saya ini, tapi setidaknya ini adalah sebuah gambaran betapa kata berbunga ini bisa terbawa ke alam tidur.

Cinta adalah sunatullah. Bagi setiap mahluk dituntut harus menjalani cinta. Akan tetapi cinta seorang mahluk yang dinamakan manusia seungguhlah berbeda dari mahluk di bumi ini. Cinta yang berasio dan logis itu yang sesuai dengan mahluk yang notabene memiliki kecerdasan emosional tersebut. Cinta yang berasio yang penulis maksudnya adalah cinta yang sesuai dengan kadar atau kemampuannya untuk mengungkapkan secara ekspresif . sedangkan cinta yang logis adalh cinta yang mempunyai batasan terhadap kaidah-kaidah agama. faktor utamanya yaitu sungguh dilanrang apabila seorang manusia yang berlainan jenis bertemu bukan dalam keadaan mahramnya. Wawlahu A'lam.



Posting Komentar

0 Komentar