Idul Adha Bukan Alat untuk Memperlihatkan Kemiskinan Di Indonesia


Moment idul adha dikenal dengan hari berbagi kasih dengan fakir miskin dimana lewat pemotongan hewan kurban . Tujuan daripada pemotongan tersebut untuk dinikmati oleh para kaum yang tertindas oleh keadaan. Ironis memang asanya ketika nilai estetis tersebut dengan suatu pengorbanan untuk mendapatkan hewan melalui berdesak-desakan dan berhimpit-himpitan. Seakan idul adha memperlihatkan suatu poor value dimata umat lain. Sebenarnya tidak begitu juga, hal ini disebabkan oleh distribusi hewan kurban kepada kaum duafa tidak merata dan juga karena tradisi. Harusnya hal pelik ini juga menjadi perhatian bagi depertemen sosial untuk ikut turut ikut mengawasi pembagian hewan kurban yang momentnya diperingati satu tahun sekali.


Kalau kita lihat moment idul adha dari tahun ke tahun selalu terjadi kejadian mengenaskan. Mulai dari mustahiq yang terluka hingga meninggal dunia hanya untuk memperebutkan daging kurban. Bisa kita nilai dari kejadian tersebut bahwa angka kemiskinan kian bertambah di negeri yang mempunyai SDA (sumber daya alam) melimpah. Fakta kemiskinan seakan terisolasi dengan pemutar balikan oleh pemerintah sekarang ini yang menyebutkan angka kemiskinan turun 30 prosen. Tapi nyatanya, menurut salah satu media televisi menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Indonesia naik menjadi 30 prosen. Penuturan tersebut juga di dukung oleh pedataan oleh LSM di Indonesia. Jadi intinya pemerintah berbohong lagi kah ?






Posting Komentar

0 Komentar