Cinta itu abstraktif


Kadang kita kecewa dengan pasangan ketika kita di acuhkan seperti sms kita diabaikan (tidak dibalas) atau telepon kita tidak diangkat. Semua itu karena diri kita belum sepenuhnya memiliki kata cinta di benak dan hati. Karena cinta menurut ahli tasawuf dibagi tiga yaitu takholi (suka), tahali (cinta), tajali (kasih sayang). Cinta yang baik yaitu cinta yang sudah mencapai hirarki tajali. Semua dijalani dengan rasa saling percaya dan tidak ada perasaan curiga. Maka untuk mencapai taraf tajali bersihkan diri kita dari sifat-sifat makzumah. Makzumah disini sifat-sifat buruk yang ada dalam diri manusia contohnya suudzon. Apabila sifat tersebut sudah melekat di hati manusia maka cinta semu akan tercipta.

Ayuhal Ikhwan, Cinta merupakan kata abstraktif penuh makna. Cinta terbagi dua malfuz (tersirat) dan malhuz (tersurat). Cinta pada tahap malfuz yaitu cinta kepada sang pencipta. Kenapa demikian ? Cinta Malfuz cinta kepada zat yang tidak tampak tetapi mempunyai kaidah-kaidah naqli yang termaktub dalam Al-quran. Sedangkan cinta pada taraf malfuz merupakan cinta kepada zat yang tampak. Misalnya kepada ranah keluarga, kekasih, atau guru-guru yang telah memberi ilmu kepada kita. Sebagai contoh kita tahu tokoh spiritual sufi yaitu Jalaludin Rumi, beliau sudah menjalani cinta malfuz dan malhuz. Cinta malfuz yang beliau jalani yaitu cinta kepada sang Ilahi melalui tarikahnya dengan melakukan ibadah haqiqi yaitu shalat dan ibadah majazi yaitu dzikir dan tari darwis. Sedangkan cinta malhuz yang beliau jalani yaitu beliau mencintai guru spiritualnya yang telah mengenali diri beliau dengan Tuhan semesta Alam yaitu Syamsi Tabriz. Separuh jiwa Rumi di dedikasihkan untuk gurunya, maka sejatinya Rumi memanggil nama gurunya dengan sebutan Seruling Bambu. 

Perjalanan kita masih panjang untuk menemui cinta yang murni datang dari hati. Karena selama ini cinta kita tertaksonomikan dengan emosional. Disinilah kita perlu menyatukan antara hati dan pikiran hingga tercipta kata fuad di dalam bahasa arab. Fuad di dalam bahasa arab kadang diartikan dengan hati. tetapi disini saya artikan kata fuad yaitu penyatuan antara hati dan pikiran. Apabila hati dan pikiran sudah berelaborasi maka kehidupan akan terus teriring dengan cinta dan kasih sayang. Bukan hanya itu kata fuad ini lebih akan menyatu dengan jiwa kita melalui sikap terbuka dengan kita mau membuka mata, telinga, resapi dengan penuh penghayatan.



Posting Komentar

0 Komentar