Estetika abad ke-20


Estetika pada abad ini menggunakan pendekatan psikologi untuk menemukan hakikat seni itu sendiri. Selain itu pada abad ke-20 ini kembali pada pemikiran-pemikiran spekulatif yaitu pada pemikiran-pemikiran filsafat lama untuk menemukan suatu hal yang baru. Pada jaman inilah muncul teori kritik atau metakritik yang berdasarkan pemikiran falsalfi seni. Tokoh-tokohnya antara lain Edward Bullough yang mencetuskan teori disinterested. Teori ini bertujuan di dalam menilai karya seni hendaknya secara objektif, sehingga akan diperoleh suatu penikmatan yang objektif tanpa dikotori oleh kepentingan pribadi. Teori ini mengharapkan orang dalam menghadapi karya seni hendaknya menafikan segala kepentingan pribadinya.

Tokoh lainnya Benedeto Croce yang menggeser konsepsi keindahan dengan konsep ekspresi dan mengumandangkan pandangan baru bahwa kreasi artistik dan pengalaman estetik sebagai berasal dari formula ganda; bahwa seni setaraf ekspresi setaraf intuisi, dan bahwa keindahan tak lebih dari ekspresi yang berhasil, karena ekspresi yang gagal bukanlah ekspresi(/bacht.multiply.com) artinya yaitu benda seni akan menjadi seni karena tanggapan subjek penanggapnya. Seni terletak pada diri masing-masing subjek.

John Dewey melalui pendapatnya : seni adalah bagian dari kehidupan itu sendiri. Dasar dari estetika adalah pengalaman sehari-har. Pengalaman seni merupakan dasar pembentukan seni. Pengalaman estetik yang diwujudkan dalam sebuah karya seni disebut pengalaman artistic.

Dalam estetika modern, teori imitasi modern, teori seni ekspresionisme modern, yaitu seni sebagai institusi social. Teori keindahan modern diungkapkan oleh Clive Bell dengan teorinya Significant form. Dalam teori ini dia mengungkapkan bahwa bentuk signifikan muncul dari objek seni dan bentuk signifikan merupakan karakteristik objek itu sendiri. Karya seni adalah sebuah objek yang memiliki bentuk signifikan yaitu objek yang memiliki emosi estetik.

Susanne K.Langer menolak teori Aristoteles yang mengatakan bahwa seni merupakan peniruan (mimesis) dari alam. Seni sungguh-sungguh menghasilkan sesuatu yang lain sama sekali dari realitas alamiah. Karya seni meskipun dalam arti tertentu mempunyai kemiripan dengan alam, namun ia sudah tercabut dari kenyataan alamiah. Pada seni terdapat prinsip kelainan dari alam, yang membuat seni itu sungguh-sungguh berdiri sendiri sebagai ciptaan.

Prinsip ketercabutan dari kenyataan alamiah menjadi prinsip penciptaan seni. Karena Langer bertolak dari asumsi bahwa karya seni adalah hasil simbolisasi manusia, maka prinsip penciptaan seni mengambil pola dari prinsip simbolisasi atau pembentukan simbol. Artinya seni dapat disebut sebagai symbol karena seni memenuhi fungsi tertentu yaitu seni mewujudka, membentukperasaan menjadi wujud. (members.fortunecity.com/)

George Dickie adalah filsuf yang membentuk teori institusi seni yaitu bahwa karya seni dalam pengetian klasifikasi adalah sebuah karya dalam pengertian evaluasi. Sesuatu itu disebut mengandung nilai seni atau tidak tergantung pada adanya suatu evaluasi nilai.







Posting Komentar

0 Komentar