Primordialis menurut agama oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid (Dosen Agama Islam Universitas Indonesia dan PNJ)



Hakikat Primordialisme

            Kata primordialisme diambil dari kata aslinya dalam bahasa Inggris ”primordial” yang berarti primitive atau primeval ( purba atau keterbelakangan)[1]. Selain itu kata tersebut diartikan manusia purba.[2] Secara etimologi Primordialisme berasal dari kata bahasa Latin primus yang artinya pertama dan ordiri yang artinya tenunan atau ikatan. [3] Bisa kita artikan bahwasannya primodialisme yakni sebuah paham yang sangat mengedepankan ikatan  tradisi lama sebagai identitas diri seseorang atau kelompok untuk mempertahankan hidupnya. Bila kita kaitan dengan kondisi premanisme yang berada di lingkungan tempat tinggal saya maka telah terjadi sikap primordialis yang mengarah ke negative. Perlu kita ketahui bahwasannya terminologi ini muncul akibat pengaruh dari kemajemukan yang terjadi di sebuah tempat atau negara. [4]

v     Pengaruh positifnya adalah terdapat keanekaragaman budaya yang
terjalin serasi dan harmonis sehingga terwujud integrasi bangsa.

v     Pengaruh negatif, munculnya sikap primordial (primordialisme) yang berlebihan yang mewarnai interaksi sosial sehingga muncul disintegrasi atau konflik sosial.

Memang sebuah tempat yang memiliki kemajemukan akan menimbulkan sikap primordial. Bila kita kaitkan dengan fenomena yang terjadi pada lingkungan tempat saya tinggal saya maka prilaku primordial ini telah terpatri menjadi sebuah kebiasaan. Kenapa Demikian ? Hal ini terjadi pada diri mereka satu penyakit malas dan kurang bersyukurnya kepada nikmat Allah yang telah diberikan  sehingga mengakibatkan tindakan premanis mereka jalankan. Penyakit malas bisa berujung negatif maka nabi memberikan doa untuk umatnya :
”Ya Allah, Aku Berlindung kepada-Mu dari sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari sifat pengecut dan kikir. Aku berlindung kepada-Mu dari lilitan hutang dan kezaliman orang lain.”

Semua yang telah disebutkan dalam doa itu terdapat sifat-sifat primodialis pada manusia sehingga berujung pada sebuat kriminalistas seperti sifat malas, pengecut, dan kikir. Kesemuanya itu harus dinafikan dari kehidupan ini karena   kesemuanya mengandung ketidakadaan kata syukur.

 Terminologi Syukur

Kata syukur merupakan kata yang sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.  Maka dari itu sebelum kita ungkap lebih jauh apa rahasia dari kata syukur itu perlu adanya pemaknaan secara leksikal terlebih dahulu. Syukur bisa diartikan rasa terima kasih kpd Allah.[5] Dalam al-Quran kata ”syukur” dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak enam puluh empat kali. Ahmad Ibnu faris dalam bukunya Maqayis Al-Lughah menyebutkan empat arti dasar dari kata tersebut : [6]

  1. Pujian karena adanya kebaikan yang diperoleh. Hakikatnya adalah merasa ridha atau puas dengan sedikit sekalipun karena itu bahasa menggunakan kata ini (syukur) untuk kuda yang gemuk namun hanya membutuhkan sedikit rumput. Peribahasa juga memperkenalkan ungkapan Asykar min barwaqah (lebih bersyukur dari tumbuhan barwaqahi) Barwaqah adalah sejemnis tumbuhan yang tumbuh subur, walau dengan awan mendung tanpa hujan.
  2. Kepenuhan dan kelebatan. Pohon yang tumbuh subur dilukiskan dengan kalimat syakarat asy-syajarat.
  3. Sesuatu yang tumbuh di tangkai pohon (parasit)
  4. Pernikahan dan alat kelamin.

Bila kita melihat dari beberapa difinisi diatas bahwasannya syukur adalah sebuah kata yang ringan apabila di ucapkan tetapi sangat sulit jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu kata syukur bisa kita artikan rasa terima kasih kepada Tuhan berupa pujian yang menyebut namanya kemudian diimplementasikan dalam kegiatan peribadatan dan diaplikasikan melalui perbuatan mahmudah(sifat terpuji). Untuk mendukung kata syukur tersebut maka penulis akan membuka konteks wacana melalui ayat Al Quran :
لئن شكرتم  لا َ زيدنّكم و لئن كفرتم إنَّ عذابى لشَديدٌ
”Jika kamu bersyukur pasti akan Kutambah (nikmat-Ku) untukmu, , dan bila kamu kufur, maka sesungguhnya siksa-Ku amat pedih.”(QS: Ibrahim : 14)

Secara tersurat ayat itu sudah memberikan suatu berita gembira pada umat islam bahwasannya umat  yang bersyukur maka mendapat nikmat dari Allah. Sedangkan sebaliknya umat yang berpaling dari syukur (kufur) maka Allah memberikan suatu azab untuk mereka. Betapa nestapanya orang yang tidak pernah bersyukur kepada nikmat Allah hingga ia tersungkur kepada perbuatan yang kufur. Perlu diketahui bahwa skema syukur terdiri dari tiga :
    1. Sabar
    2. Ikhtiar
    3. Tawakal
    4. Bersukur
Melalui skema diatas bahwasannya syukur adalah output yang berawal dari sebuah kesabaran yang dimiliki seorang manusia. Patut kita ikuti langkah-langkah skema diatas bila kita ingin hidup bahagia dan sukses. Kenapa sabar adalah sebuah input awal dari terciptanya kata syukur ? untuk menjawabnya kita lihat berapa paparan dari Umar bin Khatab r.a :
Umar bin Khatab r.a berkata, ”kita telah menemukan, bahwa kehidupan terbaik adalah kehidupan yang diiringi dengan kesabaran.”
Melalui kata-kata Sayyidina umar bisa  kita analogikan bahwasannya terciptanya kehidupan yang baik harus dimulai dari kesabaran. Karena kesabaran adalah pangkal dari segala kebaikan sebagaimana perkataan Ali bin Abi Thalib.
Ali bin Abi thalib berkata, ”Sesungguhnya, antara kesabaran dan keimanan adalah bagaikan kepala dengan tubuhnya. Jika kepala diputus, maka tubuhnya pun tidak ada arti .”
            Dengan kita melihat paparan dari dua  khalifah diatas bahwasannya kesabaran harus ditumbuhkan dari diri manusia agar segala sesuatu aktivitas yang dijalankan bisa selalu diniatkan karena Allah Swt. Kita melihat kehidupan sosial di tengah-tengah masyarakat bahwa manusia identik dengan keserakahan dan selalu menjalani kehidupan yang tidak sesuai syariat. Kuncinya adalah mereka harus menjalani skema yang telah saya buat agar output akhirnya bisa terbentuk sebuat sifat qannah(kecukupan), selain itu mereka harus mengaplikasikan aturan-aturan yang termaktub dalam al-Quran.

 Solusi bagi kehidupan Primordialis

Kehidupan primordialis adalah kehidupan yang bertumpu pada ahlak mazmumah (tercela) misalkan aksi premanisme, pengkhianat, egoisme, melawan orang tua. Hal ini tercermin masa jahiliyah terdahulu dimana sebuah pedoman Al-Quran belum turun ke bumi. Fenomena yang telah terjadi dimasyarakat penulis yakni aksi premanisme yang kerap kali menggangu orang lain. Mereka selalu identik dengan kekerasan dan memaksakan kehendak untuk dapat mempertahankan hidupnya. Solusi untuk menyadarkannya yaitu :

  1. Memberikan bimbingan kepada mereka ke jalan Allah Swt.
  2. Menyadarkan dan menasehati agar tobat dan meminta maaf kepada orang yang telah dianiaya mereka.
  3. Menyuruhnya untuk menuliskan kesalahan mereka dalam secarik kertas lalu ditandatangani oleh istri, anak, dan dirinya sendiri.
  4. Menanamkan sikap bersyukur dan sabar kepada mereka.
  5. Mengajarkan shalat dan membaca Al-Quran kepada mereka.
  6. Memberikan keterampilan untuk dijadikan modal untuk bekreativitas dan bekerja




[1] Neufeldt, Victoria. Webster’s New World Dictionary ( New York : PrenticeHall, 1991), h.1070
[2]Shadily, Hassan. Kamus Inggris-Indonesia (Indonesia : PT Gramedia, 1997), h.
[3] www.wikipedia.com
[4] www.e-dukasi.net
[5] pusatbahasa.diknas.go.id
[6] Shihab, Quraish. Wawasan AL-Quran (Jakarta: Mizan :1991), h.215



Posting Komentar

1 Komentar

leo mengatakan…
ok...bagus bangt artikel na...tp krang jelas sedikit..mksh