Huda Linnas



I. Al-Quran Sebagai Petunjuk

            Al-Quran adalah sumber hukum pertama bagi umat islam dan sebagai kitab petunjuk (hudan) yang dapat menuntun umat manusia ke jalan yang benar. Ia adalah kitab kehidupan. Sebagaimana Allah telah berfirman :

 ذلك الكتاب لاريب * فيه * هدًى للمتّقين

Kitab (Al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. (QS : Al-Baqarah :26)

 نزّل عليك الكتب بالحق مُصَدّقاً لمّا بين يديه و اَنزل التورـــة  و الاِنجيل
Dia Menurunkan Kitab (Al-Quran) kepadamu (Muhammad) yang mengandung kebenaran, membenarkan (kitab-kitab sebelumnya) dan menurunkan Taurat dan Injil. (QS : Ali Imran :3) 

Melalui kedua ayat tersebut bisa kita ambil hikmah yang terkandung di dalam  Al-Quran diantaranya al-Quran merupakan sumber hukum yang bersifat valid dan reliable (terpercaya) karena Allah yang langsung memberikan statment untuk umatnya agar tidak menyimpang dari  apa-apa yang sudah ditetapkan. Banyak sesuatu tersingkap dari al-Quran diantaranya solusi masalah-masalah duniawiyah. Maka dari itu kita harus mengkaji al-Quran agar masalah-masalah yang dihadapi bisa diselesaikan secara bijak dan laik.

و نزلنا عليك الكتب تبياناً لّكلّ  شيءٍ وّهدًى و رحمةً  وّ  بشرى للمسلمين
Dan Kami turunkan Kitab (al-Quran) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (muslim). (Qs: an-Nahl :89)

Setelah kita melihat ketiga ayat diatas bahwasaannya begitu besar posisi al-Quran dalam hidup ini diantaranya :
1.      Mengandung petunjuk untuk umat manusia.
2.      Tersikap beberapa hikmah-hikmah dan rahasia-rahasia untuk manusia.
3.      Membantu manusia menemukan solusi dari masalah-masalah yang dihadapi.
4.      Sebagai pelengkap yang memiliki keutamaan lebih dibandingkan kitab-kitab sebelumnya.

Setelah penulis jabarkan secara singkat betapa besarnya posisi al-Quran maka timbul pertanyaan seberapa besar umat islam terhadap al-Quran itu sendiri di dalam kehidupan ini. Bisa kita lihat jiwa quranniyah yang dimiliki oleh bangsa ini sudah memudar karena terkikis oleh westernisasi yang disuapi kaum yahudi. Untuk itu penulis akan menguraikan pada halaman berikutnya tentang kepedulian umat terhadap al-Quran.  


II. Kepedulian Umat Terhadap Al-Quran

            Pada era globalisasi, banyak dari kaum muslim khususnya di negeri Indonesia yang mengacuhkan sikap aplikatif al-Quran. Kenapa penulis mengatakan hal ini ? Karena sebagian umat muslim di Indonesia hanya mementingkan kesejahteraan bagi dirinya tanpa memperdulikan khalayak umum. Salah satu implementasi dan aplikasi dari al-Quran yaitu mendahulukan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi. Sebagaimana Allah telah berfirman :
 و اٰت ذا القر بىٰ حقَّه و المسكين و ابن السبيل و لا تبذِّر تبذراً
Dan berikannlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang dalam perjalanan ; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. (QS : al-Isra’ : 26)

            Melalui ayat tersebut bahawasannya terkandung intisari yang sangat besar untuk kita aplikasikan dalam kehidupan ini, diantaranya :
v     Menyisihkan sedikit dari harta untuk memberikan uluran tangan kepada mereka.
v     Menghemat uang dari apa yang kita peroleh.
v     Membantu saudara kerabat kita yang dalam keadaan susah

            Setelah penulis mengangkat surat al-Isra ayat 26 dan menerangkannya secara singkat dan lugas maka kali ini penulis akan mengangkat surat Ar-Rum ayat 30  :

 فاَقِم و جهَكَ  للدّين حنيفاً *  فطرتَ اللهِ  التي فطر الناس عليها
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah yang disebabkan dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. (QS: Ar-Rum :30)

          Dari ayat diatas terkandung satu kata kunci yang menyibak sejuta kaidah kehidupan yaitu kata حنيفاً  . Penulis ingin menelisik kata hanifan dari beberapa kamus (mu’jam) untuk mencari makna yang dikandung.

 الدين الحنيف : المستقيم الذي لا عوج  فيه ، و هو الإسلام (Mu’jam Al-wasith)
 حنيف  ج  حنفاء : المتمسك بالإسلام أو الصحيح (Munjid)
Melalui dari arti terminology hanifa diatas maka penulis membuat definisi sendiri yaitu segala sesuatu yang berkaitan dengan kebenaran diiliputi keistiqomahan untuk mengerjakan aktivitas pribadi.  Kata hanif menjadi titik sentral dalam ayat tersebut sebagai jawaban keberagamaan islam itu sendiri. Maka dari itu kita sebagai muslim kita harus bersikap hanif dalam menjalankan suatu pekerjaan agar semuanya menjadi mudah dan ikhlash. Bila kita mau menyikapi kata hanif tersebut maka betapa mahalnya untuk dikerjakan di dalam kehidupan pribadi kita. Untuk menjalankan kata hanif dalam kehidupan tersebut harus kita latih dengan sabar dan tekun diikuti cakupan ihsan. Jika kata hanif tersebut sudah diresapi dalam relung hati dan dilaksanakan secara ikhlas. Maka kita sudah peduli terhadap aplikasi alquran.




Posting Komentar

0 Komentar