Hakikat Analisis Kontrastif

-->
         
Letak perbandingan bahasa target dan bahasa pertama menjadi fenomena tersendiri, artinya terdapat sebuah kesulitan dan kekeliruan ketika kita mengungkapkan bahasa target tetapi yang kita ungkapkan seperti bahasa sumber (ibu). Dalam hal ini kita menemukan kejanggalan pada bahasa yang diucapkan. Kejanggalan itu muncul akibat interferensi bahasa sumber. Oleh karena itu kejanggalan tersebut harus diluruskan dengan sebuah analisis. Analisis tersebut dinamakan analisis kontrastif.

            Ada beberapa pengetian mengenai terminologi analisis kontrastif, hal tersebut telah dipaparkan oleh beberapa pakar bidang kontrastif dengan segala pendapatnya; diantaranya :
 
a. Pendapat Lado, Fries, d.k.k

Lado(1957) dan Fries (1945) mengatakan secara terpisah, yang intinya ialah bahwa agar para pengajar dapat meramalkan kesalahan yang dibuat oleh seorang pelajar, mereka haruslah mengadakan suatu analisis kontrastif antara bahasa yang dipelajari dan bahasa yang digunakan pelajar sehari-hari., khususnya dalam komponen-komponen fonologi, morfologi, kosakata, dan sintaksis.

b. Pendapat Fisiak (1981)

Analisis kontrastif adalah suatu cabang ilmu linguistik yang mengkaji perbandingan dua bahasa atau lebih, atau  subsistem bahasa, dengan tujuan untuk menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan bahasa-bahasa tersebut.

c. James (1980)

Analisis kontrastif  ialah suatu aktivitas linguistik yang bertujuan untuk menghasilkan tipologi dua bahasa yang kontrastif, yang berdasarkan asumsi-asumsi bahwa bahasa-bahasa itu dapat dibandingkan.

Dari ketiga tokoh yang berpendapat tentang teminologi analisis kontrastif  maka penulis ingin mengeksposisikan bahwasannya analisis kontrastif adalah suatu kegiatan seorang linguis dalam membandingkan bahasa  sumber dan bahasa target baik secara makrolinguistik maupun mikrolinguistik untuk menemukan perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan kedua bahasa tersebut.
           
Di dalam analisis kontrastif mengenal istilah interferensi dan transfer pindahan untuk  mencari kesulitan dalam menenttukan  persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara bahasa sumber dan  bahasa target. Istilah interferensi dipergunakan oleh kalangan psikolog untuk menunjuk pengaruh tingkah laku yang lama terhadap hal-hal baru yang sedang dipelajari. Para penganut anakon berpendapat timbulnya interferensi disebabkan ketidakfamiliaran bahasa sumber dengan bahasa target. Lain halnya dengan istilah transfer pindahan. Para psikolog tingkah laku yang mula pertama mendefinisikan transfer merujuk kepada satu proses penggunaan pengalaman yang silam secara otomatis, tak terkendali, dan bawah sadar dalam usaha menjawab tantangan baru. Dalam hal ini dapat terjadi transfer negative dan  transfer positif. Transfer negatif terjadi jika tingkah laku atau bentuk yang lama tidak terdapat dalam situasi yang baru, sedangkan transfer positif terdapat jika antara kebiasaan yang lama dan yang baru terdapat persamaan. Dalam hubungan dengan pengajaran bahasa yang kedua atau bahasa asing, seorang penutur bahasa ibu yang akan berbahasa kedua atau bahasa asing  melakukan transfer negatif atau positif.(J.d Parera : 1997:106)

            Analisis ini merupakan sarana bagi para linguis  dalam membandingkan bahasa sumber dan bahasa target sehingga terlihat persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedalam dalam kedua tersebut. Namun di dalam analisis ini, linguis harus memperhatikan prosedur-prosedur dalam membandingkan kedua bahasa. Robert Lado memberikan prosedur dan langkah analisis kontrastif sebagai berikut :

·        Langkah pertama : tempatkan satu deksripsi stuktural yang terbaik tentang bahasa-bahasa yang bersangkutan. Deksripsi ini harus mencakup tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Deksripsi ini harus mencakup bentuk, makna dan distribusi.
·        Langkah kedua            : Rangkum dalam satu ikhtisar yang terpadu semua struktur. Ini berarti seorang linguis harus merangkumkan semua kemungkinan pada setiap tataran analisis bahasa yang diteliti dan dibandingkan.
·        Langkah ketiga : Bandingkan dua bahasa itu struktur demi struktur dan pola demi pola. Dengan perbandingan tiap struktur dan pola dalam dua sistem bahasa itu, orang dapat menemukan masalah-masalah dalam pembelajaran bahasa. (J.D parera:1997:107-108)

Whitman Brown (1980) mengemukakan empat prosedur untuk menerapkan analisis kontrastif, prosedur itu, ialah :
  1. Deksripsi, ahli bahasa atau guru bahasa berusaha memerikan (mendeksripsikan) system bahasa yang diperbandingkan.
  2. seleksi, ahli bahasa atau guru bahasa menentukan unsure bahasa yang berbeda, baik yang berhubungan dengan fonologi, morfologi maupun sintaksis
  3. mengkontraskan unsur unsur itu
  4. menentukan kesalahan yang dibuat si terdidik terhadap bahasa yang sedang dipelajari atau bahasa kedua karena pengaruh bahasa kedua.

Paradigma analisis kontrastif yaitu dengan mencermati secara sistematis persamaan-persamaan dan perbedaan-perbedaan antara bahasa sumber dan bahasa tujuan. Hal ini dapat dikaji melalui dua aspek :

  1. Aspek mikrolinguistik  : dalam aspek ini yang dikaji komponen-komponen yang terdiri dari : Fonologi, morfologi, kosakata dan sintaksis.
  2. Aspek Makrolinguistik ialah hal-hal yang menyebabkan peneliti mencapai suatu pengertian ilmiah mengenai bagaimana manusia berinteraksi dengan manusia, manusia berinteraksi dengan lingkungannya, manusia berinteraksi dengan kelompoknya,  makna, kejiwaan berbahasa dan budaya (sosiolinguistik, etnolinguistik, pragmatic, semantic, psikolinguistik)
Analisis kontrastif sebagai satu pendekatan dalam pengajaran bahasa termasuk dalam linguistik terapan. Artinya    terapan ilmu bahasa dalam bidang praktis. Ilmu ini dapat dipandang sebagai disiplin baru yang dapat berkembang dan diakui keberadaannya. Penulis menganggap bahwa Linguistik Terapan sudah merupakan suatu disiplin ilmu yang memenuhi berbagai fungsi bahasa dan memiliki dasar ilmu yang saling berkaitan, serta terbuka, sehingga dapat dikatakan bahwa leksikografi, penerjemahan, patologi, dan terapi wicara(journal.um.ac.id/index.php/bahasa-seni/article/view/2472).Linguistic terapan tersebut masuk ke dalam subdisplin linguistic. Maka analisis kontrastif berobjekan bahasa. Tentunya dari bahasa tersebut memiliki tata bahasa sebagai aturan agar bahasa itu bisa dikatakan baik dan benar. Setiap tata bahasa dari suatu bahasa, menurut Chomsky, adalah merupakan teori dari bahasa itu sendiri  ; dan tata bahasa itu harus memenuhi dua syarat : (abd Chaer :2007 :364)
v     Kalimat yang dihasilkan oleh tata bahasa itu harus dapat diterima oleh pemakai bahasa tersebut,sebagai kalimat wajar dan tidak dibuat-buat
v     Tata bahasa tersebut harus berbentuk sedemikian rupa, sehingga satuan atau istilah yang digunakan tidak berdasarkan pada gejala bahasa tertentu saja, dan semua ini harus sejajar dengan teori linguistic tertentu.
Dengan sendirinya, analisis kontrastif membatasi diri hanya bagian—bagian tertentu mengenai bahasa-bahasa yang hendak dibandingkan.
            Adapun tujuan analisis ini untuk mengetahui hakikat analisis itu sendiri, tujuan analis kontrastif  diantaranya(Pateda : 1989 :20)
v     Menganalisis perbedaan antara bahasa ibu dengan bahasa yang sedang dipelajari agar pengajaran berbahasa berhasil baik
v     Menganalisis perbedaan antara bahasa ibu dengan bahasa yang sedang dipelajari agar kesalahan berbahasa si terdidik dapat diramalkan yang pada giliran nya kesalahan yang diakibatkan oleh pengaruh bahasa ibu itu dapat diperbaiki.
v     Hasil analisis digunakan untuk menuntaskan keterampilan berbahasa si terdidik.
v     Membantu si terdidik untuk meyadari kesalahan berbahasa sehingga dengan demikian si terdidik diharapkan dapat menguasai bahasa yang sedang dipelajari dalam waktu tidak lama 

 Foto diambil dari: www.pendidik.co.id


           




Posting Komentar

0 Komentar