Kisah Anak-anak bagai Preman

Hujan petang menyelimuti ibukota, ketika itu saya menumpang Metromini S 62 ke arah Ps Minggu yang bisa dibilang berpenumpang penuh. Jalan macet nampaknya sudah lumrah di Ibukota yang diduduki dua belas juta jiwa pada siang hari, Metrominipun melaju dengan hati-hati karena banyak kerumunan anak-anak kecil bermodalkan sabun, ember dan busa untuk mengelap kaca bus tersebut. Tanpa kompromi mereka menyiram kaca metromini lalu mengelap kacanya dengan busa, tapi nampak dua bocah di pintu mengadahkan tangan untuk meminta duit berkat jasa mengelap rekan-rekanya. Saat itu pula kondektur membagi uangnya lima ratus perak, tapi ditolaknya lalu kedua bocah tersebut masuk ke dalam bus guna meminta uang lebih. Betapa mirisnya melihat anak-anak yang umurnya sekitar 8-12 tahun meminta uang  dengan keadaan memaksa. Bisa diambil satu kesimpulan bahwasannya anak-anak tersebut seperti preman berselimutkan kerja menjual jasa. Bagaimana Nasib bangsa ini kalau generasi mereka memimpin negara ?



Posting Komentar

0 Komentar