Wasiat Imam Muhammad bin Ali Maula Aidid disusun oleh Habib Muksin bin Hud Al-Habsyi




                        Al-Habib Al-Imam Al-Alamah Annahrir, dan yang mengamalkan dengan hal-hal dan teliti yang disepakati atas keutamaannya dan ketaqwaannya Muhammad bin Ali Maula Aidid.

                        Beliau dilahirkan di Tarim dan wafat di Tarim pada tahun 862 H. setelah menghabiskan hidupnya kira-kira lebih dari 100 tahun sebagaimana biografinya di dalam kitab “ Masyro’ Rawi “. Maka sepanjang hidupnya beliau se zaman dengan Al-Imam Al-Habib Muhammad bin Ali Maula Dawilah dan anak-anak dan cucunya, Al-Habib Abdurahman Assegaf, Al-Habib Umar bin Muhdor dan saudara-saudaranya, kemudian Al-habib Abdullah bin Abubakar AQlaydrus dan anak-anaknya yaitu Al-Imam Abubakar Al-Adny bin Abdullah Alaydrus serta saudara-saudaranya.

                        Dan banyak yang telah lulus menjadi para Ulama di bawah asuhannya dan didikannya diantaranya Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Abubakar Alaydrus dan saudaranya Al-Imam Syekh Ali bin Abubakar Assakran.

                        Beliau Rahimahullah adalah seorang yang giat ibadah dan dermawan dan menjadikan tempat ibdaha untuk sambil mengasingkan diri dari manusia, dan membangun Masjid yang masih sampai sekarang dinamakan Masjid Maula Aidid, beliau selalu melazimkan taat kepada Allah Ta’ala secara ihtiyat/ tanpa paksaan. Kemudian teman-temabnya sejawat beliau membangun bangunan di dekat Masjid Maula Aidid sampai menjadi desa yang ramai yang bersambung dengan kota Tarim sekarang dan dinamakan perkampungan tersebut perkampungan Aidid. Dan beliau senantiasa taat kepada Arrahman yang Maha Pengasih sampai berpulang ke rahmatullah dan dikuburkan di Pemakaman Zanbal, semoga Allah merahmatinya dan bermanfaat kepada kami, Amin…..
( Ringkasan dari Kitab “ Masro’ Rawi ).

Wasiat.

                    Wasiat dan nasehat dari Assyekh Al-Kabir Al-Qutb Assyahir Al-Arif Billah, dzi Al-Ahwali Al-Aliyah wal karomah Al-Khariqah wal Asror Asshodiqoh, Sayyidina Assykeh Abi Abdillah Jamaluddin Muhammad bin Ali Maula Aidid, untuk para ikhwan dan pencinta-pencinta beliau dan untuk yang mengamalkan dan mendengarkannya dan semua para muslimin Wallahu Waliyu Taufik.

Amma Ba’du
                        Ketahuilah olehmu wahai Saudaraku, jika engkau meminta keselamatan untuk dirimu, maka engkau harus menuntut ilmu yang bermanfaat. Maka sesungguhnya ilmu itu adalah pusat dan sumber setiap sesuatu dan kebaikan semuanya terdapat didalam menuntut ilmu yang bermanfaat dan beramal. Dan ilmu yang bermanfaat terdapat di kitab-kitab karangan Al-Imam Al-Ghozali, maka seyogyanya engkau mentelaahnya khusunya “ Bidayatul Hidayah “ dan “ Ihya Ulumuddin “, maka sesungguhnya kitab-kitab tersebut menjelaskan kepadamu tentang ilmu An-Nafi dan menyelamatkan kepadamu dan menjauhkanmu dari kejahatan. Dan kejahatan semuanya terdapat didalam pergaulan orang-orang yang jelek tingkah lakunya dan bodoh, dan mendengarkan perkataan mereka dan sesungguhnya bergaul kepada orang-orang yang jelek perangainya dan tingkah lakunya itu mewariskan prasangka buruk kepada orang-orang yang baik dan shaleh, dan sesungguhnya bergaul kepada orang-orang yang bodoh itu mewariskan semua kejelekan, Na’uzu billahi min dzalik.

                        Dan hati-hatilah engkau kemudian hati-hati dari bergaul kepada orang yang meng-ghibahi orang muslim, karena sesungguhnya ghibah lebih besar dosanya dari 33 kali melakukan zina di Agama Islam. Dan kebaikan itu semuanya terdapat didalam menjauhi hawa nafsunya, dan tetapi
2

Belajar ilmu yang bermanfaat itu adalah pangkal/asas/pondasi, seandainya orang yang jahil ( bodoh ) beribadah kepada Allah SWT seperti ibadahnya semua penduduk langit dan bumi, maka adanya dia termasuk orang rugi, kabur dan kaburlah engkau dari ucapan manusia, sebagian mereka kepada sebagian yang lain. Hati dan hati-hatilah  engkau dari bergaul kepada orang yang buruk akhlaknya, maka sesungguhnya lidah-lidah mereka manis, dan perbuatan mereka itu buruk dan melanggar, maka hati-hatilah dari mereka.

                        Dan wajib engkau berbuat tawadhu/rendah hati kepada semua makhluk, dan hatimu sedih atas dosa-dosamu dan lalaimu pada semua perkara yang diperintahkan oleh Allah SWT.

                        Dan wajib engkau bersedih, karena sesungguhnya bersedih itu tumbuh dengan sifat tawadhu, dan tawadhu itu kebaikan semuanya, dan kesombongan itu kejelekan semua, dan engkau tidak mengetahui tawadhu/rendah hati kecuali dengan ilmu. Dan wajib atasmu mencari ilmu dan mendengarkan kepada ahlinya, dan tekun mendengarkan ilmu, maka sesungguhnya ilmu cahaya semuanya dan kebodohan itu kegelapan semuanya, dan tidak ada sesuatu yang lebih besar daripada kebodohan yaitu mengakunya seseorang berilmu padahal ia bodoh, Nau’dzu billahi mindzalik, dan kami minta ampun pada Allah SWT.

                        Dan kebaikan tidak dapat bermanfaat beserta kesombongan, dan kesalahan itu membahayakan beserta tawadhu dan barang siapa yang menyembah Allah SWT tanpa ilmu, maka sesuatu yang merusaknya itu lebih banyak daripada memperbaikinya.

                        Ilmu bermanfaat ialah ilmu yang terdapat/tercantum di kitab karangan Imam Al-Ghozali, karena terdapat pada kitab tersebut kebaikan semuanya, dan barang siapa yang tidak mendapatkannya dan tidak mentelaah kitab-kitab tersebut, maka ia orang yang merugi/tertipu. Dan barang siapa yang tidak minat/enggan mentelaah kitab tersebut, maka ia mencintai dunia ( hubbud dunia ) dan tidak mencintai akhirat, dan barang siapa mencintai Al-Imam Al-Ghozali, semoga Allah meridhoinya, maka ia mencintai akhirat.

                        Dan wajib engkau berpegang pada kitab “ Bidayatul Hidayah “, bacalah setiap hari, karena sesungguhnya lebih utama dari semua dzikir-dzikir, dan menjadi wajib atasmu, aku berwasiat kepadamu untuk membacanya dan merenunginya. Dan mintalah kepada orang yang membacanya untukmu, apabila engkau tidak bisa membacanya, mintalah kepada orang yang membacanya dari orang-orang yang mencintai kitab tersebut, dan mempunyai roghbah/keinginan padanya, karena yang demikian itu insya Allah menunjukkanmu kepada kebaikan.

                        Dan wajib atasmu berbakti kepada kedua orang tua ( birrul walidain ) dan tekunlah dalam berbakti kepada keduanya, dan mintalah ridho keduanya, dan lembutkanlah keduanya seperti ayah ibumu, kakekmu, nenekmu dan seterusnya, adapun dzawul arham seperti saudaramu laki dan perempuan, pamanmu, bibimu dari pihak ayahmu dan ibumu dan kerabatmu semuanya maka berbaktilah kepada mereka semampumu, dan istrimu lemah lembutlah dia dan baguskanlah mempergaulinya, dan budakmu perbaguskanlah ia, jika ia lalai, dan sebutkanlah perbuatan-perbuatannya terpuji yang telah lalu, dan berbaiklah perangaimu, budi pekertimu dengan mereka semuanya secara khusus, dan orang banyak secara umum. Sesungguhnya kebaikan semua terdapat pada baiknya akhlak dan kejahatan semua terdapat pada jeleknya akhlak.

                        Nasehat ini semuanya, dan yang lainnya, dan yang lebih bagus terdapat pada kitab “ Bidayatul Hidayah “, maka seyogyanya atasmu membacanya dan mendengarkan bacaannya, jadikanlah sebagai ratibmu., lebih utama dari semua dzikir-dzikir, dan janganlah engkau tertipu dengan ucapan orang yang bodoh, karena orang bodoh itu tidak mengetahui dimana keselamatan, dia merusak dirinya dan membinasakan orang lain, dan hati-hati mendengarkan perkataan orang bodoh, karena itu adalah racun yang membunuh lagi membinasakan.

3

                        Dan hati-hatilah engkau dari mujalasah ( duduk dan bergaul ) pemerintah-pemerintah yang dzolim, pemerintah pada zaman ini semuanya orang-orang yang dzolim, maka hati-hatilah engkau dari mereka, janganlah engkau tertipu oleh ucapan mereka dan penghadapan/gerak-gerik mereka, karena pada ucapan mereka terdapat racun yang mematikan sekalipun kelihatannya baik, karena sesungguhnya didalamnya ada kejahatan sekalipun datang kepadamu dengan pengetahuan akal dan ilmu, ucapan semua tipuan yang pasti, karena sesungguhnya ucapan mereka dan hati mereka berbeda sekali. Maka janganlah engkau tertipu oleh ucapan mereka dan manisnya lidah mereka, jauhlah engkau dari mereka semampumu, dan larilah engkau dari mereka seperti larimu dari singa, karena mereka membahayakanmu dalam urusan agama dan duniamu, walaupun akan datang, maka hati-hatilah dari mereka, dan teman-teman mereka, dan orang yang berlindung pada mereka, karena dia sebagian dari mereka dan seperti mereka, dan orang yang mencintai mereka dan bergaul kepada golongan mereka.

                        Dan hati-hatilah engkau dari ahli fiqh zaman ini, mereka yang dekat kepada pemerintah, dan mereka menganggap bahwasanya tujuan dekat itu kebaikan dan maksud mereka itu memberi manfaat kepada manusia, demi Allah mereka telah berdusta, tidaklah maksud mereka kecuali mencari martabat dan kepopuleran dan hasad, ghibah, namimah dan selain itu, maka sangat hati-hatilah engkau dari mereka, karena kejahatan mereka nampak atasmu.

                        Dan wajib atasmu menolong orang-orang yang lemah lagi tidak berdaya, mereka lari dari pemerintah dan massa mereka karena kezhaliman, sesungguhnya para pemerintah yang dzolim itu musuh-musuh Allah dimuka bumi ini, dan mereka tidak mempunyai pekerjaan melainkan berbuat dzolim dan mengganggu orang-orang Muslim, Na’uzu Billah dari mereka, kami meminta perlindungan kepada Allah dari orang yang dekat kepada mereka, mudah-mudahan Allah melindungi kita dari semua kejahatan, dan Allah memberi taufik kepada kita dan kamu sekalian setiap kebaikan, dengan rahmatnya, karunianya, kedermawanannya, pemaafaannya dan mulianya, Amin.

                        Dan tekadkanlah kesabaran atas memerangi hawa nafsu, karena mengikutinya itu adalah penyakit yang tertimbun paling besar dan tidak mengikutinya itu kesembuhan dan obat yang terang, tetapi tidaklah dapat untuk melawan hawa nafsu kecuali dengan mengetahuidan ilmu. Dan tanyalah tentang ilmu dan carilah, jangan sombong dan merasa enggan bertanya kepada Ulama Akhirat, dan tekunilah kepada mereka, dan mintalah kepada mereka dimana mereka ( Ulama ) berada, jangan lemah dan malas, karena lemah dalam bertanya itu ke fakiran semua, saya maksudkan lemah dari urusan agama. Kesombongan membawamu pada urusan duniamu dan hawa nafsumu tidak lemah ( bersemangat ), dan urusan agamamu dan akhiratmu dan akhiratmu lemah lagi malas, dan inilah tanda jauh dari Allah SWT, dan kebaikan semuanya.

                        Dan ketahuilah olehmu wahai saudaraku, sesungguhnya kesenangan dunia itu racun yang mematikan. Ketakutan kepada Allah SWT keluar dari hatimu, dan hilang juga ketakutan akhirat dari hatimu, maka inilah tanda jauh dari Allah SWT dan dari kebaikan semuanya.

                        Dan ketahuilah olehmu wahai saudaraku, sesungguhnya kesedihan dunia itu lebih baik dari kesenangannya, dan ketahuilah sesungguhnya apabila kamu mati, maka engkau di pertanggung jawabkan dari setiap kalimat, gerakan dan diam dalam urusan agama dan duniamu, maka bagaimanakah engkau tidak menangis atas dirimu dan atas apa-apa yang hilang dari umurmu pada urusan yang tidak berguna dan tertawa dan bercanda, dan sedikit memerangi hawa nafsu pada urusan agama dan duniamu.

                        Alangkah ruginya sedikit orang yang berdzikir dan sedikit para pencari cinta pada kebaikan, heran sungguh heran tidak ada yang malu kepada Allah. Maka wajib atasmu wahai saudaraku, taubat dan penyesalan, dan mencabut semua dosa ( tidak melakukan dosa lagi ), dan dari sesuatu yang menarik pada dosa-dosa, yaitu bercampur baur kepada manusia kecuali bercampur kepada orang yang melarangmu terhadap dosa, dan mengenalimu akan aib-aib dirimu, maka sesungguhnya bercampur baur terhadap manusia tanpa berhati-hati itu musuhmu yang paling
4

 menular atasmu. Jadilah engkau pelawan atasnya, dan jangan engkau butuh terhadapnya, dan hati-hatilah darinya, maka hati-hati engkau darinya karena kejahatan. Semuanya bersambung dari arahnya dan janganlah engkau ridho atasnya selamanya, maka jika engkau ridho terhadap nafsumu, Allah Ta’ala murka kepadamu, dan jika engkau tidak ridho atas nafsumu dan engkau marah kepadanya, Allah Ta’ala ridho terhadapnya.

                        Dan ketahuilah olehmu sesungguhnya pangkal kelalaian dan dosa semua itu terdapat dalam ridhomu atas dirimu, karena ridho atas nafsumu itu musuh Allah Ta’ala., dan barang siapa yang mencintai Allah ta’ala maka ia harus membenci musuhnya. Dan ketahuilah olehmu sesungguhnya nafsumu itu musuh yang paling menular kepadamu dan kepada Allah Ta’ala, maka wajib atasmu tidak mengikuti hawa nafsumu. Dan aku berwasiat kepadamu dengan setiap sesuatu yang menentang hawa nafsumu, tanyalah kepada orang yang mengetahui dan kepada orang yang lebih ‘alim darimu, dan mintalah petunjuk, dan tekunilah atas permintaanmu, dan janganlah engkau sombong dan jangan beralasan dengan alas an untuk yang bathil lagi dusta, karena sesungguhnya nafsu itu jelek, penipu lagi pembuat tipu daya, dan mintalah perlindungan kepada Allah Ta’ala darinya, dan dari setan yang terkutuk lagi terlaknat, mintalah bantuan dari Allah dan dari Ulama akhirat dan dari semua Muslimin yang kecil maupun yang besar, laki-laki maupun perempuan, yang merdeka maupun yang budak, dan jangan engkau menghina salah satupun dari mereka, dan jangan merasa sombong atasnya, khususnya kepada orang yang membaca kitab-kitab Imam Ghozali, dan kepada orang yang selalu membaca mu’zakarah dan pengetahuan terhadap kitab-kitabnya, maka terus meneruskanlah engkau setiap hari atas sehari berselang seling, tekunilah dan terus meneruskanlah atas demikian itu, karena aku penasehat bagimu dan pencintamu, dan Allah yang mengetahui demikian tersebut, kami meminta kepada Allah Ta’ala agar memotong keserakahan kami dari yang lainnya, dan tidak menggantungkan kami kepada selainnya.

                        Dan wajib atasmu merasa tidak berdaya, hina dan sangat membutuhkan dihadapan Allah SWT dan tawadhu/rendah hati kesemua makhluk Allah, tanpa ada perasaan hina dan sangat membutuhkan kepada mereka, bersifat mulia tanpa ada kesombongan, dan berkeyakinan bahwasanya semua makhluk itu lebih baik darimu, dan lebih bagus dan lebih berakal darimu, dan barang siapa yang tidak dzuhud ( meninggal sesuatu yang besifat duniawi ) dalam harta dan kedudukan maka haramlah ia menuntut akal ( tidak memikirkan akibatnya ). Dan barang siapa mencintai bergaul kepada manusia, dan mendengarkan ucapan mereka, maka ia adalah orang yang celaka lagi jauh dari kebaikan ini semua ucapan para Ulama yang arifin dan aku menyaksikan yang demikian.

                        Wajib atasmu membaca kitab “ Bidayatul Hidayah “ karena didalamnya terdapat obat dan penyembuhan dan kebaikan semua terdapat di kitab-kitab Imam Ghozali, tekunilah engkau atas kitab-kitab tersebut, kapan sesungguhnya tekadmu itu dingin tampaknya, maka sampai kapan menunda-nunda perbuatan dan sampai kapan engkau lalai sedangkan kematian itu dekat dan kiamat dekat, tanda kiamat ini sungguh telah dekat sekali………., beramallah sebelum penyeselan yang panjang, dimana tidak seorangpun menolong temannya, berapa banyak yang menyesal, berapa banyak yang rugi, dan tidak bermanfaat penyesalan, giatlah kemudian giatlah, dan tekadlah karena sesungguhnya dunia itu lebih dari setiap sedikit, dan tidaklah bersamamu dari sedikit kecuali sedikit di dalam hidup sedikit.

                        Dan aku sangat berwasiat untuk bermurah tangan dan bermurah hati didunia, karena sesungguhnya orang dermawan itu dekat kepada rahmat Allah Ta’ala, tetapi sembunyikan dan rahasiakanlah karena sadaqah sir ( tidak kelihatan dimata manusia ) itu lebih baik dari sadaqah yang dzohir ( tampak dimata manusia ) dengan balasan 70 kali apabila berbuat ikhlas karena Allah Ta’ala.

                        Dan hati-hatilah engkau memperbanyak penekuan terhadap dunia, sedikitkanlah, karena sesungguhnya meninggalkan dunia itu lebih baik dari sadaqah sebesar dunia, dan meninggalkan 1 dirham yang subhat itu lebih baik dari seratus ribu dirham dan seratus ribu dirham sampai enam ratus ribu ini semua terdapat di hadits shahih dari Nabi Muhammad S.A.W.
5


                        Kebodohan pangkal semua kecelakaan, dan lebih besar dari kebodohan adalah kebodohan/ketidak tahuan dirinya dengan kebodohan yang ada pada dirinya, dan janganlah engkau ridho kepada nafsumu dengan kemalasan, dan hati-hatilah engkau dari tekad yang dini ( terburu-buru) dan ketahuilah olehmu sesungguhnya mencintai dunia itu pangkal semua kesalahan.

                        Dan sebagian tanda makruh kepada dunia adalah mengumpukan, dan barang siapa mengumpulkannya itu akan mati dan meninggalkannya, berapa waktu umur manusia di dunia ?. Aku berwasiat kepadamu dalam jiwamu wahai saudaraku, sesungguhnya hartamu itu fitnah atasmu, dan semua makhluk itu fitnah atasmu, dan semua ini fitnah-fitnah atasmu, sedangkan engkau lali dari ke khususanmu ridho Tuhanmu dan engkau menyia-nyiakan waktumu semuanya dari sejak pagi sampai sore.

                        Dan pergunakanlah sebenar-benarnya dalam menghidupkan amalan diantara Maghrib dan Isya karena waktu itu adalah waktu yang mulia dan tinggalkanlah pembicaraan yang tidak berguna setelah shalat Isya kecuali jika pembicaraan tersebut berkaitan mengenai orang-orang yang shaleh atau berkaitan dengan ilmu yang mana kamu mengambil manfaat, jika tidak maka janganlah engkau menutup amalanmu dengan sesuatu yang dimurkai oleh Allah Ta’ala dan fudul kalam ( mencari sesuatu berita yang bukan haknya ) atau ghibah ( mengumpat ) atau yang lainnya.

                        Dan bersungguh-sungguhlah engkau bangun tidur sebelum fajar, karena itu sunnah dan terdapat karunia yang besar, dan tekunilah dengan perbanyak amalan setelah subuh, karena itu waktu yang terdapat karunia besar yang tak terhitung dan jangan berbicara sebelum terbit matahari, karena terdapat karunia besar yang tak terhitung.

                        Aku berwasiat kepadamu untuk merasa takut dan sedih dan inkisar ( merasa tak berdaya ), maka janganlah engkau kosong dari sifat-sifat yang demikian jika engkau ridho Allah SWT dan Rasulnya S.A.W. Kebaikan semuanya berada dalam kehinaan dan inkisar ( merasa tak berdaya ) dihadapan Allah SWT, dan meninggalkan kesenangan duniawi, karena Allah SWT tidak mencintai orang-orang yang senang dengan dunia. Dan kesenangan kepada Selain Allah SWT itu tanda jauh dari Allah Ta’ala.

                        Aku berwasiat kepada mu kemudian aku berwasiat kepadamu untuk mengatur waktu-waktumu, karena yang demikian itu terdapat simpanan-simpanan yang kekal, dan simpanan-simpanan dunia itu tidak memberi manfaat kepadamu apabila engkau mati, dua raka’at yang engkau shalat pada tengah malam hari itu lebih utama dari dunia dan seisinya, dan ia merupakan simpanan dari simpanan-simpanan surga, dan amal tidak bermanfaat tanpa ilmu, dan antara orang yang berilmu dan orang yang beribadah 100 derajat, dan antara derajat dengan derajat yang lain seperti antara langit dan bumi. Keutamaan orang ‘alim atas orang yang beribadah seperti keutamaan Nabi Muhammad S.A.W. atas semua makhluk. Kebaikan semua ada di Ilmu yaitu Ilmunya Imam Alghozali khususnya yang dititipkannya di kitab “ Ihya Ulumuddin, dan aku menyaksikan yang demikian itu dengan pasti. Ulama dan para Sufi semuanya menyaksikan juga, kecuali Ulama Dunia, Na’udzubillahi minhum. Karena tidur beserta ilmu lebih baik dari beibadah beserta jahil ( bodoh ). Kekenyangan beserta ilmu lebih baik daripada kelaparan beserta kebodohan. Berapa banyak telah datang riwayat yang menerangkan keutamaan orang ‘alim yang tidak bisa dihitung penjelasannya, dan melihat memandang orang ‘alim lebih baik dari ibadah setahun. Berapa banyak penyebutan tentang ilmau tetapi ilmu yang bermanfaat itu seperti kitab “ Ihya Ulumuddin “ dan kitab “ Bidayatul Hidayah “ dan yang lain-lain dari kitab-kitab Imam Al-Ghozali, semoga Allah memberi manfaat kita berkat Imam Al-Ghozali di akhirat. Semoga Allah memberi manfaat kita dengan  ilmu yang kita ajarkan dengan kita amalkan, dan tidak menjadikan bahaya duror atas kita, berkat Nabi Muhammad S.A.W. dan keluarganya dan sahabatnya dan semua hamba-hamba Allah S.W.T. yang Shaleh, Amin Allahumma Amin.


6

                        Dan wajib atasmu sedikit berbicara, berdiam dan kabur dari perbincangan manusia pada zaman ini yang sedikit kebaikan. Semoga Allah memutuskan kita dari selainnya dan tidak menggantungkan hati kami dengan selainnya, dan menggampangkan dunia kepada kami, dan jauh-jauh dari manusia, karena kebaikan semua terdapat pada kejauhan dari meraka. Rasulullah S.A.W. bersabda “ Afdholul muslimin man salima annasu min lisanih wayadih “ artinya “ sebaik-baiknya muslimin yaitu seseorang yang selamat manusia dari lidahnya dan tangannya, dan hendaknya tidak berburuk sangka kepada manusia, karena buruk sangka kepada muslimin itu haram “. Jika engkau jauh dari mereka, maka mereka selamat darimu dan engkau selamat dari mereka, dan jika engkau bergaul kepada mereka dan mendengarkan ucapan mereka, maka engkau membinasakan dirimu, dan bersangka kepada pembicara dan yang dibicarakan. Setiap yang bergaul kepada manusia maka banyak maksiatnya sekalipun bertaqwa pada dirinya.

                        Dan aku berwasiat kepadamu hendaknya engkau tidak keluar dari rumahmu kecuali dalam keadaan darurat, atau keperluan yang penting, dan engkau hendaknya diam ketinggalan dari ucapan manusia dan dari memperhatikan kabar-kabar mereka, hati-hatilah dari pemerintah, dan setiap sesuatu yang dekat kepada mereka, karena mereka pembinasa, melihat kepada mereka itu adalah racun yang mematikan, dan melihat kepada mereka setiap orang yang bodoh itu mengeraskan hati, sebagaimana melihat kepada orang ‘alim mengkhususkan hati dan mengingatkan akhirat.

                        Dan wajib atasmu wahai saudaraku, menuntut  keselamatan untuk dirimu, dan janganlah engkau mempersulit atas dirimu karena Allah Ta’ala, dialah yang Maha Menolong, Ma’uwnah ( bantuan ) dari Allah Ta’ala. Kemudian dari semua hamba-hambanya yang shaleh lagi arifin, tawadhu, saling berwasiat lagi saling mencintai dijalan Allah dan Rasulnya, semoga Allah memberi manfaat kami berkat semua Muslimin, dan melindungi kami dari kejahatan nafsu kita dan dari tipu daya syaithan. Kami minta ampun kepada Allah dari dua perkara ini dengan tanpa ilmu dan hati yang tidak hadir beserta gangguan khotir ( lintasan hati ).

                        Terimalah wahai saudaraku nasehat ini, sekalipun kurang dan ditulis dengan terburu-buru, dan tanpa hati yang hadir, jika aku menghendaki akan aku tulis seribu lembar, maka tidak bermanfaat kata-kata lucu ini, dan betapa lucunya engkau mengetahui bahwa kami menulis lembaran ini dengan tergesa-gesa.

                        Mudah-mudahan Allah memperbaiki hati dan mengampuni dosa dan ridho dan menerima dan memberi taubat, dan sekalipun tidak ada mahabbah ( kecintaan ) niscaya tidak ditulis lembaran-lembaran ini,

                        Wassalam, Washallahu ‘ala sayyidina Muhammadin wa alihi wa shohbihi wassallam.




Posting Komentar

0 Komentar