SUMBER BELAJAR oleh Sayyid Muhammad Yusuf Aidid, S.Pd, M.Si

Bab I

Pendahuluan



1.1 Latar Belakang


Kerangka berfikir pada manusia dimulai dari adaptasi manusia itu sendiri dengan lingkungannya. Adaptasi itu sendiri yang membuat manusia belajar sehingga membentuk karakter sampai mentukan tingkat keberhasilan pada dirinya. Melalui adaptasi itulah manusia sedang dalam tahap proses belajar. Sekarang ini manusia hidup pada era modern dimana adaptasi manusia tidak bersifat stagnant. Artinya tidak hanya manusia berkutat pada lingkungan yang ia jalanani tetapi juga dapat berinteraksi dengan dunia luar melalui media internet.

Begitu juga dengan dunia pendidikan yang kita kenal mempunyai peranan penting dalam memanusiakan manusia. Dalam hal ini dunia pendidikan harus mempunyai sikap inspiratif dalam menyikapi zaman modern. Sikap inspiratif itulah dengan memperhatikan sumber belajar dalam pembelajaran. Sumber belajar yang pemakalah maksud adalah sarana dan prasarana yang mefasilitasi siswa-siwi untuk menunjang dalam kegiatan belajar. Dimana ada pengaruh antara sumber belajar dengan tingkat keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar. Maka sumber belajar juga harus dimodernisasi dalam meningkatkan mutu pendidikan dan tidak bersifat statis.



Bab II
Sumber Belajar


II.1 Pengertian Sumber Belajar

Pemakalah akan menyajikan beberapa pengertian sumber belajar untuk memantapkan pembaca dalam menyimpulkannya :
1. Sumber belajar menurut Percival dan Ellington (1998) adalah sekumpulan bahan atau situasi yang diciptakan dengan sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar sendiri secara individual.
2. Semua sumber yang dapat dapat digunakan oleh pelajar baik secara terpisah maupun dalam bentuk gabungan untuk memberikan fasilitas belajar (AECT, 1986).
3. Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.( Depdiknas, 2004)
4. Sumber Belajar menuru Anggani Sudono adalah bahan termasuk juga alat permainan untuk memberikan informasi maupun berbagai keterampilan kepada murid maupun guru antara lain buku referensi, buku cerita, gambar-gambar, nara sumber, benda, atau hasil-hasil budaya.

Dari beberapa pengertian diatas berarti sumber belajar bisa meliputi segala sesuatu yang digunakan untuk mefasilitasi belajar. Sumber belajar meliputi pesan, manusia, material/ bahan, peralatan, tehnik, dan lingkungan yang dipergunakan secara sendiri-sendiri maupun dikombinasikan untuk memfasilitasi terjadinya tindak belajar. (AECT(Association of Education and Communication Technology), 1997).


Selanjutnya, menurut AECT sumber belajar dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1) Sumber belajar yang direncanakan (by design) : Semua sumber belajar yang secara khusus telah dikembangkan sebagai “komponen” sistem intruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang terarah dan bersifat formal.

2) Sumber belajar karena dimanfaatkan (by utilization) : sumber-sumber yang tidak secara khusus didesain untuk keperluan pembelajaran namun dapat ditemukan, diaplikasikan, dan digunakan untuk keperluan belajar.

II.2Apa kriteria memilih sumber belajar?
Dalam memilih sumber belajar harus memperhatikan kriteria sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2) praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah: dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa

Heinich, dan kawan-kawan(1982) mengajukan model perencanaan penggunaan media yang efektif yang dikenal dengan istilah ASSURE. ASSURE adalah singkatan dari Analyze learner characteristics, State objective, Select, or modify media, Utilize, Require learner Response and Evaluate. Model ini menyarankan enam kegiatan utama dalam perencanaan pembelajaran sebagai berikuta:

a.(A) menganalisis karakteristik umum kelompok sasaran, apakah mereka siswa sekolah lanjutan atau perguruan tinggi, anggota organisasi pemuda, perusahaan, usia, jenis kelamin, latar belakang budaya dan sosial ekonomi, serta menganalisis karakteristik khusus mereka yang meliputi antara lain pengetahuan, keterampilan, dan sikap awal mereka.
b. (S) menyatakan atau merumuskan tujuan pembelajaran, yaitu prilaku atau kemampuan baru apa (pengetahuan, keterampilan, atau sikap) yang diharapkan siswa miliki dan kuasai setelah proses belajar-mengajar selesai. Tujuan ini akan mempengaruhi pemilihan media dan urutan penyajian dan kegiatan belajar.
c. (S) Memilih, memodifikasi, atau merancang dan mengembangkan materi dan media yang tepat. Apabila materi dan media pembelajaran yang telah tersedia akan dapat mencapai tujuan, materi, dan media itu sebaiknya digunakan untuk menghemat waktu , tenaga dan biaya.
d. (U) Menggunakan materi dan media. Setelah memilih materi dan media yang tepat, diperlukan persiapan bagaimana dan berapa banyak waktu yang diperlukan untuk menggunakannya. Disamping praktik dan latihan menggunakannya. Di samping praktik dan latihan menggunakannya, persiapan ruangan juga diperlukan seperti tata letak tempat duduk siswa, fasilitasyang diperlukan seperti meja peralatan, listrik, layar, dan lain-lain.
e. (R) Meminta tanggapan dari siswa. Siswa adalah si pelaku yang belajar dari kegiatan pembelajaran. Sehingga guru sebaiknya mendorong siswa untuk memberikan respons dan umpan balik mengenai keefektifan proses belajar mengajar. Respons siswa dapat bermacam-macam seperti mengulangi fakta-fakta, mengemukakan ikhtisar atau rangkuman informasi/pelajaran, atau menganalisis alternatif pemecahan masalah/kasus. Dengan demikian, siswa akan menampakkan partisipasi yang lebih besar.
f. (E) Mengevaluasi proses belajar Tujuan utama evaluasi ini adalah untuk mengetahui tingkat pencapaian siswa mengenai tujuan pembelajaran, keefektifan media, pendekatan, dan guru sendiri.

II.3. Macam-macam Sumber Belajar

Untuk lebih memberikan gambaran yang rinci tentang macam-macam sumber belajar sebagai berikut:
1. Pesan (message) : Informasi yang akan disampaikan dalam bentuk ide, fakta, makna, dan data.
2. Manusia : Merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan pesan dan informasi dimana orang orang yang bertindak sebagai penyimpan pengolah dan penyalur pesan.
3. Materi : merupakan semua bahan yang dapat digunakan sebagai sumber belajar tersebu. Dilihat dari perkembangan anak untuk belajar yang dapat mendukung faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik yang terkandung dalam perkembangan :
a. Emosi dan sosial
b. Motorik kasar dan halus
c. Pengamatan dan ingatan visual
d. Pengamatan dan ingatan pendengaran
e. Kemampuan berbahasa pasif dan aktif
f. Kecerdasan
Dalam hal ini materi terbagi dua : Bahan media Software dan peralatan Hardware
4. Tehnik : prosedur atau langkah-langkah tertentu dalam menggunakan bahan, peralatan, lingkungan, dan orang yang menyampaikan pesan.
5. Latar (setting) : lingkungan di mana pesan itu diterima si pelajar.

II.4 Sarana dan Prasarana yang Mendukung Sumber Belajar

a. Tempat Sumber Belajar
Sumber belajar berupa tempat yang sebenarnya dimana anak mendapatkan informasi langsung , seperti kantor pos, kantor polisi, pemadam kebakaran, sawah peternakan, hutan, perkapalan, atau lapangan udara. Tempat-tempat tersebut mampu memberikan informasi secara langsung dan alamiah. Siswa atau anak didik dapat mengajukan berbagai macam pertanyaan yang berhubungan dengan segala macam kegiatan di setiap tempat tersebut.
b. Perpustakaan
Berbagai Ensiklopedi, buku-buku dengan beragam tema dapat dikupulkan dan ditata rapi di ruang perpustakaan. Perpustakaan memiliki fungsi sebagai ”jantung sekolah”, karena di dalamnya berisi berbagai informasi yang dapat membantu setiap orang yang menggunakanya untuk mengembangkan diri.
c. Media Cetak
Termasuk di dalamnya bahan cetak, buku, majalah, atau tabloid. Gambar-gambar yang ekspresif dapat memberikan kesempatan siswa atau anak didik menggunakan nalar dan mengungkapkan pikirannya dengan menggunakan kosakata yang semakin hari semakin berkembang. Perkembangan media elektronik khususnya televisi akan menambah pengetahuan anak terutama dari segi visualisasi, misalnya tentang prilaku binatang laut, binatang buas, dan lainnya.
d. Alat Peraga
Berfungsi untuk menerangkan atau memperagakan suatu mata pelajaran dalam proses ”belajar mengajar”. Perlu adanya perbedaan yang jelas antara alat peraga dan alat permainan. Pada alat permainan, anak aktif mengadakan eksplorasi walaupun tidak menutup kemungkinan mereka akan menggunakanya untuk bermain.

II.5 Manfaat Sumber belajar dalam Belajar dan Pembelajaran

Manfaat sumber belajar tiada lain adalah untuk memfasilitasi manusia belajar menjadi lebih efektif dan efisien. Secara rinci dapat disebutkan manfaat dari sumber belajar, yaitu :
a. Dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih kongkrit dan langsung. Misalnya : pergi berdarmawisata ke pabrik-pabrik, ke pelabuhan, dan lain-lain.
b. Dapat menyajikan sesuatu yang tidak mungkin diadakan, dikunjungi atau dilihat langsung. Misalnya: model, denah, foto, film, dan lain-lain.
c. Dapat menambah dan memperluas cakrawala saian yang ada di dalam kelas. Misalnya buku teks, foto film, narasumber, dan lain-lain.
d. Dapat memberikan informasi yang akurat dan terbaru. Misalnya buku teks, buku bacaan, majalah, dan lain-lain.
e. Dapat membantu memecahkan masalah pendidikan baik makro maupun dalam lingkup mikro. Misalnya penggunaan modul untuk UT dan BJJ (Makro), simulasi, penggunaan yang menarik, penggunaan OHP, dan film (mikro).
f. Dapat memberikan motivasi positif, lebih-lebih bila diatur dan dirancang secara tepat.
g. Dapat merangsang untuk berfikir lebih kritis, merangsang untuk bersikap lebih positif dan merangsang untuk berkembang lebih jauh. Misalnya dengan membaca buku teks, buku bacaan, melihat film, dan lain sebagainya yang dapat merangsang si pemakai untuk befikir, menganalisa, dan berkembang lebih lanjut.

II.6. Model Belajar Mandiri

1.Belajar Jarak Jauh(BJJ)sebagai Sumber Belajar

Arti sebenarnya BJJ adalah antara siswa dan penyaji materi tepisah oleh jarak, sehingga perlu ada upaya tertentu untuk mengatasinya . Bagi Malone,1997, berlangsung ketika antara penyaji dan peserta didik terpisah karena jarak dan peserta didik mempelajari materi ajar yang sudah dirancang khusus untuk itu. Malone menyatakan bahwa BJJ sudah berevolusi. Ada tiga generasi pada BJJ
 Generasi Pertama pada BJJ adalah correspondence learning artinya materi ajar dikirimkan melalui jasa pos.
 Generasi kedua BJJ ditandai dengan penggunaan media audiovisual dan program pelatihan berasas komputer (computer-based training or CBT), berikut program tutorial terjadwal.
 Generasi ketiga BJJ sudah menggunakan jasa telekomunikasi. Sudah menggunakan jasa telekomunikasi. Sudah tentu produk teknologi canggih seperti mesin faks, teleconference (melalui satelit), atau e-mail sudah digunakan.

2. Sistem belajar terbuka (SBT)
Sistem belajar terbuka merupakan proses belajar mandiri yang dirancang tanpa mengindahkan prasyarat umum dan akademik, seperti batasan usia , pendidikan sebelumnya, seperti layaknya belajar di kelas konvensional. SBT sebagaimana halnya belajar mandiri, tidak memiliki jadwal, dan lokasi tertentu. Mengingat ciri-ciri tadi, maka SBT memungkinkan seseorang untuk belajar sesuai dengan ritme, gaya belajar, serta laju belajar sendiri. Tidak adanya pembatasan usia memunginkan sendiri. Tidak adanya pembatasan usia memungkinkan kesempatan terbuka bagi siapa saja yang berminat. Lokasi belajar dapat ditentukan sendiri oleh siswa.

Dengan demikian seorang siswa dapat dengan leluasa belajar tanpa terganggu atau menggangu (siswa) orang lain (Malone, 1997: & Dorrel, 1993). Namun, SBT memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :

Belajar Mandiri : Pilihan PBM di kelas




Sekolah tanpa gedung : tidak ada jadwal, jumlah siswa lebih banyak (sekolah)


Belajar Terbuka :
Inovasi Belajar Terbuka

 Diperlukan ”Kedewasaan” sikap siswa / pesertan didik dalam proses belajar untuk menghadapi kendala dan menentukan pemecahan sendiri
 Tidak terjadi proses sosialisasi menyebabkan SBT dijauhi siswa tertentu. Peserta didik ’merasa’ tidak mempunyai teman sekelas atau seangkatan.
 Adanya keterlambatan responss (delayed feedback) atas kesulitan belajar, sedangkan dalam kelas konvensional guru segera menanggapinya.
 Di Indonesia, masyarakat masih percaya bahwa proses belajar berikut kehadiran guru adalah proses belajar sebenarnya.


3. Belajar Mandiri di Organisasi : Flexible Learning dan Belajar Berasas Sumber (Resorce-based learning)

Selain SBT dan BJJ, istilah flexible learning juga diperkenalkan oleh Malone. Ia menyatakan baik SBT maupun BJJ dapat flexible learning. Keduanya mengandug aspek keluwesan (flexible). Dorrell menambahkan bahwa flexible learning adalah proses belajar yang memenfaatkan semua sumber belajar yang tersedia, sebagaimana dibutuhkan oleh peserta didik. Untuk mendukung kelancaran prosesbelajar, Dorrel menganggap bahwa segala sumber belajar berikut SDM harus tersedia dan bekerja bersama-sama sebagai satu sistem. Bagi kemudahan pemanfaatan sumber belajar tersebut. Maka diperlukan pelembagaan dan pengelolaan sumber belajar yang sebaik-baiknya.
Organisasi tertentu (terutama profit-oriented) di Inggris mewujudkan kesempatan belajar bagi semua pegawainya dengan mendirikan pusat sumber belajar. upaya ini berkembang menjadi suatu model belajar mandiri yang disebut resource-based learning (R-b L) atau belajar berasas sumber (BAS). Siapa pun saja ; tanpa mengganggu jadwal kerja atau kegiatan bisnis lainnya. BAS menjamin seluruh kebutuhan belajar dapat dipenuhi oleh lembaga tadi. Karyawan atau pegawai menganggap bahwa belajar telah menjadi bagian pekerjaan mereka.

4 E- Learning
E-learning merupakan suatu teknologi informasi yang relatif baru di Indonesia

E-learning terdiri dari dua bagian, yauitu ’e’ yang merupakan singkatan dari ’elektronic’ dan ’learning’ yang berarti ’pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika, khususnya perangkat komputer. Karena itu, maka e-learning sering disebut ’online course’.

Dengan demikian maka e-learning atau pembelajaran melalui online adalah pembelajaran yang pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi seperti telepon, audio, videotape, transmisi satelit atau komputer.
Dalam perkembangannya, komputer dipakai sebagai alat bantu pembelajaran, karena itu dikenal dengan istilah Computer based learning (CBL) atau Computer assisted learning (CAL). Saat pertama-tama komputer mulai diperkenalkan khususnya pada pembelajaran, maka ia menjadi populer dikalangan anak didik. Bisa dimengerti karena berbagai variasi tehnik mengajar bisa dibuat dengan bantuan komputer tersebut. Maka setelah itu teknologi pembelajaran terus berkembang dan bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu :
 Technology-based learning
 Technology-based Web-learning

Technology-based learning ini pada prinsipnya terdiri dari Audio Information Technologies ( radio, audio tape, voice mail telephone) dan Video Information Technologies (misalnya : video tape, video text, dan video messaging). Sedangkan technology based web-learning pada dasarnya adalah data Inforamation Technologies (misalnya : bulletin board, Internet, e-mail, tele-collaboration)
Dalam pelaksananaan pembelajaran sehari-hari, maka yang sering dijumpai adalah kombinasi dari teknologi yang dituliskan di atas (audio/data, video/data, audio/video). Teknologi ini juga sering dipakai di pendidikan jarak jauh (distance education), dimaksudkan agar konukasi antara murid dan guru bisa terjadi dengan keunggulan tekhnologi e-learning ini.
Sedangkan interaksi antara guru dan murid bisa dilakasanakan melalui cara (synchronous)atau tidak langsung, misalnya pesan direkam dahulu sebelum digunakan. Cara ini dikenal dengan nama a-synchronous.

Karakteristik e-learning ini antara lain adalah :

 Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
 Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan komputer networks)
Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri(self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya
 Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

4.1 Kelebihan dan Kekurangan E-learning
 Kelebihan (Elangoan, 1999, Soekartawi, 2002; Mulhivil, 1997; Utarini, 1997)
1. Tersedianya fasilitas e-moderating dimana guru dan siswadapat berkumunikasi secara mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja kegitan berkomunikasi dan dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh Jarak, Tempat, dan Waktu

2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang struktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai seberapa jauh bahan ajar

3. Siswa dapat me-review bahan ajar setiap saat dan dimana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer

4. Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bhan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet.

5. Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui Internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif.
7. Relatif efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah kovensional, bagi mereka yang sibuk bekerja.

 Kekurangan E-Learning
1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendir. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam proses belajar dan mengajar.
2. kecendrungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis/komersial
3. proses belajar dan mengajarnya cenderung ke arah pelatihan daripada pendidikan.
4. Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai tehnik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui tehnik pembelajaran yang menggunakan ICT (Information and Comunnication Technology)
5. Siswa yang tidak mempunyai motivasi yang tinggi cenderung gagal.
6. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet.
7. Kurangnya mereka yang mengetahui dan memiliki ketererampilan soal-soal internet
8. Kurangnya penguasaan bahasa komputer.


II.7 Ciri-ciri sumber belajar

1. Sumber belajar harus mempunyai daya atau kekuatan yang dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam proses pengajaran.
2. Sumber belajar dapat merubah tingkah laku yang sempurna sesuai tujuan.
3. Sumber belajar dapat digunakan secara sendiri-sendiri atau dapat juga secara kombinasi(gabungan)
4. Sumber belajar dibedakan menjadi dua, yaitu sumber belajar yang dirancang (by design) dan sumber belajar yang tinggal pakai (by utilization)

Selain memiliki ciri-ciri seperti diatas, terdapat empat faktor yang berpengaruh terhadap sumber belajar :
 Faktor perkembangan teknologi
 Faktor nilai budaya setempat
 Faktor ekonomi
 Faktor pemakai

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat memilih sumber belajar adalah sebagai berikut :

1. Tujuan yang ingin dicapai
Ada sejumlah tujuan yang ingin dicapai, dengan menggunakan sumber belajar. apakah suber belajar dipergunakan untuk menimbulkan motivasi, untuk keperluan pengajaran, untuk keperluan penelitian, ataukah untuk memecahkan masalah. Kita menyadari bahwa masing-masing sumber belajar memiliki kelebihan dan kekurangan.

2. Ekonomis
Ekonomis apabila dapat digunakan oleh banyak orang, dalam kurun waktu yang relatif lama, serta pesan yang terkandang lebih dapat dipertanggungjawabkan kadar ilmiahnya. Seperti misalnya penayangan program kuliah jarak jauh melalui sumber belajar TV, dengan menampilkan seorang pakar yang representatif

3. Praktis dan sederhana
Sumber belajar yang praktis dan sederhana, yang tidak memerlukan peralatan dan perawatan khusus tidak sulit dicari, tidak mahal harganya , dan tidak memerlukan tenaga terampil yang khusus, adalah sumber belajar yang harus mendapatkan prioritas utama dan pertama.

4. Mudah didapat
Sumber belajar yang baik adalah yang ada di sekitar kita dan mudah didapat. Kita tidak perlu membeli produk dari luar negeri atau memprodusi sendiri. Bila di sekitar kita telah tersedia, dan tinggal menggunakan. Yang terpenting adalah sesuaikan sumber belajar tersebut dengan tujuan yang ingin dicapai.

5. Fleksibel atau luwes
Sumber belajar yang baik harus dapat dimanfaatkan dalam berbagai kondisi dan situasi. Semakin fleksibel, maka akan semakin mendapat prioritas untuk dipilih.


II.8 Bagaimana prosedur merancang sumber belajar?
Secara skematik, prosedur merancang sumber belajar dapat mengikuti alur sebagai berikut:

II.9 Pendekatan Belajar Berbasis Aneka Sumber (BEBAS)

Belajar Berbasis Aneka Sumber mencakup berbagai cara dan sarana dimana siswa dapat belajar dengan berbagai cara mulai dari mendapat batuan dari guru sampai belajar secara mandiri (Brown & Smith, 1996). Bebas juga merupakan suatu sistem belajar yang berorientasi pada siswa menggunakan bahan-bahan belajar mandiri atau yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran (Ellington & haris, 1986). Bebas adalah pendekatan belajar yang berorientasi pada siswa dengan menggunakan sumber belajar manusiawi dan non-manusiawi secara optimal(Percival & Ellington, 1988)
Belajar berbasis aneka sumber terkaitdengan beberapa pengertian dan sistem pembelajaran diantaranya : open learning, distance learning, flexible learning, learning resources, resources based seperti yang dikemukakan oleh Dorrel(1993) :

1. Open learning adalah prinsip belajar tebuka untuk semua orang. Dengan kata lain tidak ada prakualifikasi seperti batas usia, status sosial, ekonomi dan lain-lain. pemelajar dapat memilih di mana, kapan, bagaimana, mereka akan belajar serta bebas dari segala interupsi.

2. Distance Learning, pendidikan jarak jauh adalah sistem atau proses yang langsung menghubungkan pemelajar dengan sumber-sumber yang jauh. Bahan-bahan yang digunakan sama dengan yang digunakan dengan pendidikan terbuka.

Menurut The California Distance Learning (CDLP), pendidikan jarak jauh adalah proses penyampaian pembelajaran yang menghubungkan pemelajar dengan sumber pandidikan.
Menurut AT dan T pendidikan jarak jauh adalah sistem atau proses yang langsung menghubungkan pemelajar dengan sumber-suber yang jauh.

Menurut Untited States Learning Association (USDLA), pendidikan jarak jauh adalah penghantaran pendidikan atau pelatihan melalui media elektronik. Pendidikan jarak jauh mengacu kepada situasi belajar dimana instruktur dan pemelajar dalam jarak yang terpisah secara geografis, karena mengandalkan peralatan elektronik dan bahan cetakan untuk menghantar pembelajaran. Bahan-bahan yang digunakan dalam pendidikan jarak jauh sama digunakan dalam pendidikan terbuka, yaitu berupa kaset dan lembar kerjanya, program CBT (Computer Based Training), IV (Intructional Video) dan berbagai buku.
• Flexible Learning adalah jenis belajar yang dapat menggunakan berbagai sumber dalam semua bentuk. Belajar flexible dapat dipakai untuk segala pola yang menggunakan sumber belajar.
• Learning resources adalah sumber belajar, termasuk di dalamnya bahan-bahan pembelajaran seperti video, buku, kaset audio CBT, IV dan paket pembelajaran yang mengkombinasikan lebih dari satu media.

Resource based learning adalah belajar berbasis aneka sumber (BEBAS) yaitu suatu system belajar yang berorientasi pada siswa yang menggunakan aneka sumber dalam proses pembelajarannya. Penerapan bebas secara luas juga dapat dikaitkan dengan jenis sistem pendidikan terbuka, jarak jauh, belajar fleksibel yang menggunakan aneka sumber.

Mengapa belajar berbasis aneka sumber sangat diperlukan dan mutlak diterapkan dalam pendidikan dalam pendidikan maupun pembelajaran masa kini? Hal ini dikarenakan adanya perubahan paradigma pendidikan, yaitu dari pendidikan yang berfokus pada penggunaan isi mata pelajaran begeser kepada pendidikan yang berfokus pada pengalaman belajar yang berorientasi pada pemerolehan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai. Di era informasi peserta didik setiap saat dihadapkan pada berbagai informasi dalam jumlah lebih banyak dari sebelumnya, sehingga dituntut kemampuan siswa untuk menyeleksi dan memanfaatkan sumber-sumber tersebut untuk kepentingan belajar secara optimal. Begitu pula dengan adanya kurikulum berbasis kompetensi dan kurikulum tingkat satuan pendidikan yang menuntut penggunaan berbagai sumber belajar yang dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
Sesuai uraian di atas pada prinsipnya ada tiga hal pokok yang harus diperhatikan dalam proses perencanaan kegiatan pembelajaran, yaitu:
1. Belajar aneka sumber memungkinkan setiap pemelajarmelakukan kegiatan belajar sesuai dengan sumber-sumber yang dimilikinya.
Contoh pemelajar dapat mendengarkan rekaman audio dalam belajar asing atau memanfaatkan program televisi yang bernuansa pendidikan dan pembelajaran untuk mendukung proses belajar.
2. Kesempatan belajar yang dimiliki. Seseorang pemelajar dapat mengatur waktu belajarnya, kapan ingin melakukan kegiatan belajar, pagi hari, malam hari ataupun saat gairah belajar datang.
3. Kemampuan atau motivasi untuk belajar. baik berupa dorongan dari dalam (motivasi internal) seperti cita-cita untuk meningkatkan taraf hidup sampai dengan keinginan untuk aktualisasi diri; maupun motivasi eksternal seperti dorongan dari teman dan lain-lain.
II.10 Manfaat dan Implementasi Belajar Berbasis Aneka Sumber
• Belajar Berbasis aneka sumber memiliki manfaat antara lain :

a. Memupuk bakat yang terpendam. Pengembangan keinginan untuk mengembangakan diri setelah tamat pendidikan formal adalah pendidikan sepanjang hayat.

b. Mengusahakan sumber-sumber belajar yang memungkinkan pembelajaran berlangsung sepanjang tahun dan dapat menyeimbangkan antara keterampilan dan pengetahuan.

c. Seseorang dapat belajar sesuai dengan kondisinya tanpa merasa cemas dan merasakan suasana persaingan
• Implementasi belajar berbasis aneka sumber

1. Proses pendidikan berpusat pada siswa/mahasiswa, siswa pada dasarnya memiliki sua segi mental yaitu IQ dan dimensi emosional. Dalam pendekatan ini guru sebagai pembimbing melatih, memotivasi, mefasilitasi agar siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran.

2. Peranan institusi pendidikan ”elektronik” dengan semakin majunya teknologi, maka teknologi pendidikan harus terlebih dahulu digerakkan pada visi tentang pendidikan dan pelatihan abad 21.

3. Prinsip pendagogi dan desain antar budaya, sumber pembelajaran untuk siswa merupakan perhatian utama di seluruh dunia karena berada dalam arena pendidikan tanpa batas yang dipenuhi melalui world wide web (WWW).

Lebih Jauh Bardiman dan Franspotter yang juga dikutip Evans dan Nations (2000) menjelaskan bahwa di masa depan akan ada penekanan pada pentingnya :
• Kemampuan Belajar dan terus belajar secara bebas dan mandiri
• Kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
• Kemampuan bekerjasama dengan orang lain
• Kemampuan bekerjasama dengan orang lain dalam kelompok
• Kemampuan memperlihatkan kepekaan sosial
• Kemampuan menerima tanggungjawab kemasyarakatan
• Kemampuan untuk bersikap Fleksibel

Bagaimana menerapkan belajar berbasis aneka sumber dalam pembelajan ?

1. Ciptakan kondisi yang memungkinkan peserta didik memiliki pengalaman belajar yang melalui berbagai sumber, baik sumber, baik sumber yang dirancang maupun yang dimanfaatkan, sehingga mereka akan ”belajar bagaimana belajar”

2. Guru/pendidik harus merencanakan, menciptakan dan menemukan kegiatan yang bersifat menentang yang akan membuat peserta didik berfikir, memberikan alasan logis dan menggunakan pemikiran secara baik.

BAB III

PENUTUP



III.1 Kesimpulan

Sumber belajar merupakan salah satu komponen pendukung dalam kegiatan belajar dan mengajar. Tujuan dari sumber belajar itu sendiri adalah mempermudah peserta didik untuk belajar aktif. Pada abad ini banyak ditemukan sumber belajar yang modern untuk memungkinkan peserta didik menggali informasi secara mandiri. Semakin sumber belajar itu baik semakin lancarlah proses belajar mengajar. Namun pendidik harus menyesuaikan dan memilah sumber belajar yang tepat untuk digunakan si peserta didik. Hal tersebut bisa dilihat dari jenjang umur dan pola tingkah laku peserta didik.








Daftar Pustaka


1. Arsyad, Azhar.2008. Media Pembelajaran. Jakarta. Indonesia.
2. Miarso, Yusufhadi. 2004. Mozaik Teknologi Pendidikan. Prenada. Jakarta. Indonesia
3. Sudono, Anggani.2006 Sumber Belajar dan Alat Permainan. PT Grasindo. Jakarta
4. Siregar, Evaline. Nara, hartini.2007. Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta




Posting Komentar

0 Komentar