Filsafat Islam


Kajian Teori

Filsafat Islam



II.1. Hakikat Filsafat


            Sebelum kita mengenal filsafat lebih jauh, ada baiknya kita menelaah arti filsafat dari beberapa sumber :

1. Menurut KBBI :

Pengetahuan dan penyidikan dengan akal budi berkenaan dengan hakikat egala yg ada, sebab, asal, dan hukumnya[1]

2. Menurut Para Pemikir :

Kata ‘filsafat’  berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘philosophia’ . Kata philosophia  merupakan gabungan dari  dua kata yaitu philos dan sophia.
Philos berarti sahabat atau kekasih, sedangkan sophia memiliki arti kebijaksanaan, pengetahuan, kearifan. Dengan demikian maka arti dari kata philosophia adalah cinta pengetahuan. Atau dengan kata lain bisa juga diartikan sebagai orang yang senang mencari ilmu dan meciptakan ilmu [2]

3.  Menurut Mu’jamul Wasith :
Suatu penelitian dasar dan melalui penafsiran yang sistematis melalui akal budi. [3]


            Dari kedua pendapat diatas bisa kita cari titik temu untuk memberi arahan seperti apa hakikat dari filsafat itu, filsafat yaitu penyelidikan holistik yang didasarkan kecintaaan untuk menemukan sesuatu pengetahuan yang baru. Selain itu filsafat juga membutuhkan suatu fikiran yang radikal untuk mencari jawaban pasti. Untuk menjawab itu semua membutuhkan 5W+1H :

1. What (apa)
Ilmu apa yang akan diselidiki ?
2. Where (dimana)
Dimana penyelidikan itu akan ditemukan jawanbnya?
3. To Whom (untuk siapa)
Untuk siapa ilmu itu akan diberikan jika jawaban penelitian sudah selesai?
4. Why (kenapa)
Kenapa ilmu yang baru itu harus diselidiki ?
5. Which (yang mana)
Ilmu baru mana yang harus diselidiki ?
6. How (Bagaimana)
Bagaimana menyelidiki ilmu baru tersebut ?

            Pertanyaan-pertayaan tersebut merupakan tolak ukur dari pengembangan dari sesuatu ilmu baru yang akan diteliti. Filsafat mengajarkan begitu dahsyatnya untuk menjalankan manusia untuk mendapatkan jawaban yang pasti. Namun sebelum kita masuk kedalam pertanyaan-pertanyaan diatas, biasanya manusia memulainya dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu dan filsafat dimulai dengan kedua-duanya[4]. Bila kedua-duanya sudah terpatri dalam seseorang maka tahap spekulasi dan asumsi bisa di terapkan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih signifikan.



           

Di tubuh filsafat mengenal tiga hirarki yang akan membantu sesorang untuk berfikir secara radikal supaya suatu pengetahuan baru dapat direngkuh :
1. Ontologi (Tuntutan tentang apa ilmu pengetahuan)
2. Epistemologi (Bagaimana kita mengetahuinya)
3. Aksiologis ( Nilai-nilai yang masuk kedalamnya)
ketiga hirarki tersebut yang mengikat bahwa sesuatu penyelidikan baru diperlukan secara filsafati agar penyelidikan tersebut bisa diketahui secara menyeluruh.

II.2 Cabang-cabang Filsafat

            Pokok permasalahan yang dikaji filsafat mencakup tiga segi yakni apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah ( logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika). Ketiga cabang utama utama filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni :  pertama, teori tentang ada : tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuannya terangkum dalam metafisika, dan kedua, politi : yakni kajian mengenai organisasi/ pemerintah yang ideal. Cabang-cabang berkembang lgu mencakup : [5]
1.      Epistemologi (Filsafat Pengetahuan)
2.      Etika (Filsafat Moral)
3.      Estetika (fFilsafat Seni)
4.      Metafisika
5.      Politik
6.      Filsafat Agama
7.      Filsafat Ilmu
8.      Filsafat Pendidikan
9.      Filsafat Hukum


10.  Filsafat Sejarah
11.  Filsafat Matematika

Namun pemakalah ingin membahas tentang filsafat agama, adakah filsafat agama menurut islam. Mari kita kupas masalah ini.

II.3 Hakikat Islam

            Islam adalah agama yang menganut monotheisme artinya mempercayai adanya satu tuhan(Allah). Allah telah menurunkan Nabi terakhir untuk menyampaikan risalah tentang kebenaran. Kebenaran ini yang harus diyakini umat islam dalam rangka menjadi umat yang beriman dan bertakwa. Iman yang harus di ucapkan secara lisan dan diyakini hati. Percaya kepada Allah, Percaya kepada Malaikat, Percaya kepada kitab-kitab Allah, Percaya pada Rasul-rasul Allah, Percaya adanya hari kiamat, dan percaya qada dan qadar. Keenam landasan tersebut yang menciptakan seseorang yang meneguhkan keiislaman sebagai agama yang universal.

            Rasulullah telah menetapkan dalam sabdanya bahwa seseorang yang masih memegang teguh al-quran dan hadis, ia takkan tersesat :

”Telah aku tinggalkan kepada kalian dua perkara yang kamu tidak akan tersesat sesudah dua perkara tersebut, yaitu kitab Allah dan Sunnahku” (HR. Al-Hakim)

Melalui sabda nabi Muhammad bahwasannya begitu pentingnya kitab Allah(al-Quran) sebagai pedoman pertama untuk diyakini umat islam. Kemudian hadis maupun sunnah nabi (sebagai pedoman kedua) harus diikuti dan menjadi maroji’ setelah al-Quran. 
Keduanya bisa dikategorikan sebagai dalil naqli(dalil yang berasaskan pedoman quran dan hadis)



Adapun qiyas(analogi) baru dimulai pada masa mazhab Syaffiiyah muhadisin (pembaharu) karena ada satu hal yang baru. Begitupun ijma dan ijtihad.

            Tolak ukur dalil naqli sebagai pegangan awal karena dalil naqli lah merupakan peretas awal untuk menetapkan hal yang belum ditetapkan misalnya zakat profesi.

II.4 Filsafat Islam

Adakah filsafat Islam ? Islam yang bertumpu pada kaidah-kaidah pola pikir manusia. Pola pikir manusia relatif berbeda antara manusia yang satu dengan lainnya. Karena pola pikir manusia untuk kearah kemenangan. Karena manusia adalah tempat salah dan lupa maka jangan dijadikan pola pikir manusia dijadikan patokan kecuali pola pikir para nabi yang telah dijalankan oleh tuhan. Pola pikir manusia kadangkala diikuti hawa nafsu untuk menciptakan senssi dan arogansi. Di dalam islam pola pikir dimaknai dalil naqli, maka di dalam quran termaktub kata ”Ulul albab” kaum yang berfikir. Artinya bukan berfilsafat, karena kaum orientalis memeknai ulul albab itu artinya berfilsafat. Maka bisa disimpulkan bahwa filsafat agama tidak ada di dalam islam.

            Beda berfikir dengan berfilsafat ? Berfikir artinya memikirkan segala sesuatu yang ada berdasarkan bukti-bukti yang ada dalam nash quran dan hadis. Kalau berfilsafat memakai daya akal untuk menciptakan sesuatu yang baru walaupun ia bertentangan dengan hadis dan quran. Jadi bisa disimpulkan bahwasannya filsafat itu haram. Kenapa haram ? karena apabila manusia berfikir bahwasannya Al-quran tidak punya nilai estetis maka beralihlah ke kitab suci lain. Lalu apabila manusia berfikir nabi Muhammad tidak mempunyai etika dalm berdakwah maka ia bisa dikondisikan tidak percaya pada nabi dan mengimaninya.  Karena syarat islam harus mengimani kitab Allah dan rasulnya. Wawlahu a’lam bisshawab.



[2] http://parapemikir.com/ 22-3-2010 jam 9:02
[3] Abraji Usman, Mu’jamul Wasith (Kairo : Maktabah Syoruk, 2008), h. 725
[4] Jujun, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2001), h.19
[5] Jujun, op.cit, h. 32-33



Posting Komentar

0 Komentar