Aku, si pengamen cilik (kisah nyata)

Pagi terik aku dibangunkan oleh ibuku. Aku menjalani setiap pagi menjadi pengamen jalanan. Namaku ifroh (bukan nama sebenarnya) umurku 4 tahun. Sebenarnya aku ini ingin menjadi dokter tapi apadaya nasibku begini. Pagi-pagi diantarkannya aku oleh ibu ke bawah kolong jembatan. Ibuku hanya duduk bersama ayahku menunggu aku jalan menumpangi bis metromini 60 untuk mengamen. Aku mengamen ditemani kakakku. Kakakku memainkan ukulele dan aku menyanyi. Betapa mirisnya aku, tiap hari terus bertemankan debu. Aku sangat prihatin kepada kedua orangtuaku hingga aku yang harus membanting tulang mencari sesuap nasi. Aku pernah heran dan bingung ketika aku mengamen di jalan, ketika itu ada sebuah mobil mewah berhenti dilampu merah dan akupun mengamen disamping pintunya. Tapi apa daya seperakpun tidak kuraih dari mobil mewah tersebut. Yang mengherankanlagi sipemilik mobil tersebut memakai kalung terbalutkan emas indah.

Kisah nyata pengamen jalanan di bawah kolong jembatan casablanca-Tebet.



Posting Komentar

0 Komentar